Quantcast
Channel: Kisahku – Catatan Dari Hati
Viewing all 78 articles
Browse latest View live

JELAJAH GIZI 2015 (1) : MENGUAK POTENSI PANGAN, KEKAYAAN NUTRISI DAN KEARIFAN LOKAL DI PULAU DEWATA

$
0
0

_MG_5580

Pesawat Lion Air JT-030 yang ditumpangi rombongan peserta Jelajah Gizi 2015 mendarat mulus di bandar udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, Jum’at (30/10) setelah mengalami keterlambatan selama satu jam lebih akibat kendala teknis .Cuaca terlihat begitu cerah, matahari bersinar terang menyapa hangat kehadiran kami di pulau dewata. Ini adalah kali ketiga saya ke Bali. Pada tahun 2012 lalu saya datang bersama rombongan kawan-kawan kantor PT Cameron Services International melaksanakan Employee Gathering dan Akhir Maret 2014, saya datang sebagai blogger menghadiri kampanye PDIP. Kali ini saya bersama 10 orang blogger pemenang lomba plus wartawan dari sejumlah media ke Bali lagi untuk menguak potensi pangan, kekayaan nutrisi dan kearifan lokal nan eksotis di lokasi wisata fenomenal ini lewat Jelajah Gizi. Setelah semua berkumpul kami lalu beranjak menuju bis yang disediakan. Berhubung waktu sholat Jum’at telah tiba, sebelum melanjutkan perjalanan ke Ubud, rombongan kami mampir ke salah satu masjid tak jauh dari Bandara untuk menunaikan sholat Jum’at secara berjamaah.

Pukul 13.00 WITA, dua bis berukuran sedang #JelajahGiziBali meneruskan perjalanan menuju Ubud. Diatas bis kami disajikan nasi kotak berisi makanan khas daerah setempat berupa ayam betutu dan tumis gonda yang sekilas mirip tumis kangkung. Rasanya nikmat sekali!. Sebuah awal yang begitu memikat dari Jelajah Gizi 2015 yang merupakan kegiatan ketiga kalinya sejak tahun 2012. Program Jelajah Gizi diselenggarakan oleh Sari Husada dan sebagai upaya memperkenalkan potensi makanan daerah dan zat gizi didalamnya lewat kunjungan di berbagai daerah dengan mengajak wartawan dan blogger serta pendampingan oleh pakar gizi. Pada perjalanan kami kali ini, Prof.Ahmad Sulaeman, Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) mendampingi kami dalam menjelaskan kandungan nutrisi dari makanan Bali yang sensasional.

DSCN8668

Destinasi pertama kami adalah kawasan agro wisata Bali Pulina yang terletak di Banjar Pujung Kelod, Desa Sebatu, Kecamatan Tegalalangm Kabupaten Gianyar. Produk utama kawasan yang berdiri sejak 19 Januari 2011 ini adalah Kopi Luwak, selain itu terdapat pula kebun kopi dan coklat yang ditata asri serta tentu saja peternakan luwak yang dikembangbiakkan disana. Saya tiba-tiba teringat film “Bucket List” (2007) yang dimainkan dengan apik oleh Jack Nicholson dan Morgan Freeman. Pada film tersebut, Kopi Luwak ditampilkan pada adegan saat Morgan Freeman yang terbaring lemah menanyakan kepada sahabatnya Jack Nicholson–yang juga terbaring sakit di ranjang sebelahnya– jenis kopi yang terletak disampingnya (video adegan tersebut bisa lihat disini). Konon, sejak film itu dirilis, kopi luwak yang konon menjadi kopi termahal di dunia semakin terkenal dan populer.

DSCN8600 (Copy) DSCN8597 (Copy)

Di Bali Pulina, kopi luwak diproduksi secara tradisional, mulai dari pembibitan dan pemeliharaan kopi, perawatan luwak, proses fermentasi kopi di perut luwak, hingga pengeringan dan sangrai sampai digiling menjadi kopi yang siap dikonsumsi. Tak heran jika harga yang ditawarkan memang tidak murah mengingat rantai prosesnya panjang dan rumit. Sebungkus kopi Luwak seberat 1 kg bisa mencapai harga Rp 1 juta.  ”Apalagi,” kata mas Purna, salah satu pengelola Bali Punai kepada kami,”Luwak tidak hanya mengkonsumsi kopi saja tetapi juga buah-buahan lain yang ada disekitar sehingga proses fermentasi kopi di perut Luwakpun butuh waktu. Belum lagi proses pemilahan, pembersihan, pengeringan, sangrai hingga penggilingan. Jadi belum bisa diproduksi secara massal”. Pengelola Bali Pulina juga menjalin sinergi konstruktif dengan petani lokal sekitar untuk suplai biji kopi termasuk membantu proses distribusinya.

IMG_0401 (Copy) DSCN8627 (Copy)

DSCN8623

DSCN8657 (Copy)

Prof.Ahmad Sulaeman juga memberikan pemaparan dalam sesi istirahat sembari menyantap hidangan pisang goreng serta kopi luwak tradisional ala Bali ini. “Minum kopi,” kata beliau,”tak selalu berarti identik dengan beresiko menganggu kesehatan terutama jantung. Bagi orang-orang yang secara genetis cocok untuk minum kopi, justru ekstrak kopi yang diminumnya sangat mendukung kesehatan bahkan menjadi tenaga tambahan. Kendati demikian, tentu tak berlaku pada semua orang. Pada beberapa kasus tertentu ada juga orang yang secara genetis justru dengan meminum kopi berbahaya pada tubuhnya”. Sebagai tindakan preventif, lanjut pakar gizi dari IPB ini, jika terasa kepala agak pusing dan jantung berdebar cepat, segera hentikan meminum kopi.

Di Bali Pulina, kopi luwakdisajikan dalam berbagai varian rasa antara lain lemon tea, ginger tea, ginger coffee, ginseng coffee, chocolate coffee, pure cocoa, vanilla coffee, dan Bali coffee. Sebuah tatakan memanjang digunakan untuk meletakkan jejeran cangkir kecil kopi dengan beragam rasa tersebut untuk bisa langsung dicicipi oleh pengunjung yang hadir. Saya sendiri yang baru pertama kali merasakan kopi luwak tradisional, mencoba rasa lemon tea dan vanilla coffee. Nikmat sekali!. Saya bahkan mengabaikan fakta bahwa kopi yang dihasilkan ini berasal dari kotoran bekas proses fermentasi di perut luwak. Sensasi rasa yang menyertainya begitu menggoda. Agak-agak asam namun legit dengan aroma kopi yang kental.

IMG_0439

Hal yang menarik pula di Bali Pulina adalah pemandangan alam yang ditawarkan. Pada area seluas 1,5 ha pengunjung bisa menikmati lanskap sawah yang berundak-undak melalui anjungan dari dek kayu berbentuk daun kopi (berkapasitas maksimal 20 orang dewasa). Saya sangat takjub menyaksikan pemandangan yang indah dan dapat disaksikan dari ketinggian. Sejumlah pengunjung, termasuk kami para peserta Jelajah Gizi menuntaskan hasrat berfoto dengan latar belakang nuansa alam yang memukau. Udara sore yang sejuk membuat suasana terasa begitu nyaman. Saya bersama teman-teman satu grup Kecak, mas Alfonsisus Suhadi (wartawan Kedaulatan Rakyat), mas Iman Rahman Cahyadi (wartawan Beritasatu.com), mbak Lusiana Trisnasari (blogger) dan mbak Andi Annisa Dwi.R (media Detik.com) berfoto bersama diatas anjungan dek kayu Bali Pulina.

DSCN8720 (Copy)

Dari Bali Pulina, kami lalu melanjutkan perjalanan menuju Desa Panglipuran yang berlokasi di kabupaten Bangli, sekitar 45 km dari kota Denpasar. Penduduk asli desa ini berasal dari Gunung Gede di Kintamani. Asal kata Panglipuran sendiri berasal dari kata Pangeling Pura atau tempat suci untuk mengingat para leluhur. Saat menjejakkan kaki disana, saya langsung terkesan pada panorama desa yang tertata rapi dan bersih. Konsep Trimandala dianut oleh desa yang  sudah ada sejak 700 tahun silam ini. Konsep ini mengandung makna tata desa dibagi ke dalam 3 ruang berbeda secara fungsi dan tingkat kesucian yakni utama, madya dan nista. Letak ketiga ruang ini membujur dari utara (gunung) ke selatan (laut), dengan jalan desa lurus berundak sebagai poros tengah memisahkan ruang madya menjadi dua bagian. Pada paling utara dinamakan zona utama atau “ruang para dewa” dimana berdiri bangunan suci pura bernama Panataran yang berfungsi juga sebagai tempat beribadah.

Sementara itu di zona madya atau “ruang manusia” terdapat 76 kaveling pekarangan dan rumah tempat bermukim warga yang terbagi dalam dua jajaran yaitu barat 38 dan timur 38, setiap kaveling memiliki ukuran 800-900 meter persegi memanjang dari barat ke timur. Seluruh rumah warga dipertahankan dengan model seragam.Jalan desa ini bebas dari kendaraan roda empat serta menggunakan bahan paving block dan batu sikat. Pagar tembok membatasi setiap pekarangan rumah dan di bagian depan terdapat gerbang dengan nuansa khas Bali sebagai pintu masuk.

DSCN8686 (Copy)

DSCN8711 (Copy)

DSCN8676 (Copy)Ada satu hal unik di desa ini yaitu pantangan poligami bagi setiap warga lelaki. Bila itu terjadi maka akan dikucilkan ke sebuah tempat terpisah bernama Karang Memadu. Pada kunjungan rombongan Jelajah Gizi kali ini, kami diperkenankan masuk ke rumah nomor 21 untuk menyaksikan langsung suasana didalamnya. Di rumah tersebut, kami disajikan minuman Loloh Cem-Cem. Loloh dalam bahasa Bali berarti Jamu dan saat saya mencoba rasa jamu berwarna hijau ini, rasanya mirip jus kedondong tetapi ada sensasi rasa pedas, asam, asin dan manis. Sungguh sangat menyegarkan tenggorokan.

DSCN8708 (Copy) DSCN8693 (Copy)

_MG_5587

Menurut Prof.Ahmad Sulaeman, minuman ini terbuat dari daun cem-cem yang merupakan tanaman herbal yang tumbuh di sejumlah daerah di Bali. “Minuman ini sangat berkhasiat untuk melancarkan pencernaan serta membantu menurunkan tekanan darah. Bahkan juga bisa menjadi “minuman energi” penambah vitalitas lelaki, apalagi jika dicampur es tentu rasanya akan semakin nikmat,”kata Prof Ahmad bersemangat. Saat hari mulai beranjak senja, rombongan Jelajah Gizi 2015 kemudian bergerak menuju ke Ubud.

Kami tiba di Cooking Class Paon Bali, dusun laplapan Ubud sekitar pukul 19.00 WITA. Disana kami disambut hangat oleh pemilik kelas memasak terkemuka ini ibu Puspa dan pak Wayan. Ternyata Chef Kungfu Muto sudah berada duluan disana menanti kehadiran kami. Di tempat ini, kami belajar membuat es kuwut, lawar putih dan sate lilit. Sebuah meja panjang dengan “peralatan tempur” memasak komplit dengan bahan-bahannya sudah tersedia. Pokoknya kami semua ditantang untuk membuat makan malam kami sendiri !

IMG_0594 (Copy)

Dengan aksi kungfu yang atraktif dan menghibur Chef Muto menjelaskan bahan-bahan yang perlu disiapkan untuk membuat Lawar putih. Yang terpenting tentunya adalah menyiapkan bumbu utama yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, kunyit,kencur,kemiri, ketumbar, merica, kelapa parut, cabe rawit, terasi, daun serai dan daun ginten. Lawar sendiri adalah lauk pauk khas Bali dengan kombinasi daging (be) dan sayuran (jukut). Sayurannya bisa berasal dari kacang panjang, kacang merah, juga ada buah nangka muda, dan buah pepaya muda.

IMG_0617 (Copy)

Ibu Puspa yang mengajari kami begitu lincah membuat racikan Lawar termasuk memasukkan bahan bumbu-bumbu dasar ke “blender” untuk dihaluskan yang ternyata adalah alu dan lesung tradisional. Menurut Prof. Ahmad Sulaeman,”Masakan Bali dikenal sebagai masakan paling kompleks di dunia karena menggunakan beragam variasi mulai dari rempah-rempah dicampur sayuran, daging dan ikan. Semuanya memiliki kekayaan nutrisi dan potensi gizi yang luar biasa lengkap”.

Di kesempatan yang sama Ibu Puspa dan Chef Muto juga mengajarkan kami membuat es Kuwut. Bahannya sangat sederhana hanya sirup merah, selasih, melon dan jeruk nipis. Saya langsung mencoba dan rasanya benar-benar maknyus menyegarkan. Setelah itu kami diajarkan membuat sate lilit yang pernah dinobatkan sebagai salah satu ikon kuliner tradisional Indonesia oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 2012. Bahan dasarnya adalah ikan (tenggiri, kakap atau tuna) atau ayam. Cara membuatnya lumayan unik karena tidak ditusuk tapi dililitkan pada tangkai batang serai. Daging ayam atau ikan dihaluskan lalu dicampur dengan bumbu rempah seperti bawang merah, bawang putih, cabe merah, kunyit, lengkuas, pala, jahe, ketumbar dan daun jeruk. Kandungan gizi dari sate lilit sungguh komplit karena tidak hanya kalori tetapi juga vitamin A, vitamin B, zat besi, fosfor dan protein.

IMG_0674 (Copy)

IMG_0678 IMG_0723

Saya dan sejumlah peserta lainnya yang mewakili grup masing-masing langsung mencoba pengalaman membuat Lawar Putih dan Sate Lilit. Mulanya memang agak susah, namun saya akhirnya bisa menyelesaikan pembuatan kedua macam masakan khas Bali tersebut, walau terlihat sate lilitnya “galau” dengan kondisi lilitan yang agak berantakan :) . Hasil buatan para peserta kemudian dinilai oleh Chef Muto, Ibu Puspa dan Prof.Ahmad untuk dijadikan poin tambahan bagi grup peserta yang bersangkutan.

IMG_0763 (Copy)

Setelah menjajal pengalaman memasak sendiri, kami kemudian menikmati hidangan makan malam yang disajikan oleh Paon Bali. Di meja panjang dihidangkan tak hanya sate lilit dan lawar, tetapi juga ada Tum (pepes) yang terbuat dari ayam, itik, bebek, daging sapi atau ikan laut. Pengolahan Tum menggunakan jantung pisang yang direbus sebagai tambahan volume dagingnya atau tambahan parutan kelapa muda atau “Goh”. Ada pula pisang Rai (kukus) sebagai hidangan penutup. Merasakan keunikan dan kenikmatan masakan Bali yang kaya rempah sungguh sebuah pengalaman yang sangat menyenangkan.

IMG_0773 (Copy)

Seusai tuntas makan malam, para peserta #JelajahGiziBali berkumpul santai bersama di teras belakang Paon Bali yang luas. Bapak Arif Mujahidin selaku Head of Corporate Affairs Sari Husada menyampaikan kata sambutan sekaligus membuka kegiatan ini. “Setelah memilih destinasi Gunung Kidul dan Kepulauan Seribu sebagai destinasi jelajah gizi di tahun-tahun sebelumnya, maka tahun ini kami memilih Bali karena merupakan salah satu daerah di Indonesia yang menjunjung tinggi kearifan lokal yang tercermin  dari kesenian dan budayanya yang kaya tradisi, unik dan berbeda. Kearifan lokal itu juga terlihat pada masakan Bali yang sangat khas dan lahir dari tradisi turun temurun dan pemanfaatan potensi alam di Bali,” ungkap beliau dengan mata berbinar.

“Saya berharap,”lanjutnya lagi, “para peserta Jelajah Gizi Bali dapat menikmati kuliner Bali yang kaya nutrisi dan sarat dengan kearifan lokal untuk kemudian menuliskannya di media masing-masing, agar sebaran informasi dapat terjangkau luas dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat Indonesia”.

Pukul 21.00 WITA rombongan Jelajah Gizi meninggalkan lokasi Paon Bali menuju hotel Grand Sunti Ubud. Dan perjalanan masih terus berlanjut…

11215838_10153684157503486_6697670256765195841_n

f3db4ff379d825cd771cbd8585186f41

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(Bersambung)

 

 


JELAJAH GIZI 2015 (2) : MENGUAK POTENSI PANGAN, KEKAYAAN NUTRISI DAN KEARIFAN LOKAL DI PULAU DEWATA

$
0
0

IMG_0823Pagi baru saja merekah di Ubud, Sabtu (31/10),  saat dua bis berukuran sedang yang membawa rombongan Jelajah Gizi bergerak menuju pelabuhan Benoa dari Hotel Grand Sunti. Cahaya matahari nan hangat bersinar cerah seperti semangat kami untuk menjelajahi Pulau Nusa Lembongan dengan menumpang kapal catamaran Bali Hai Cruise 2. Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam lebih, kami akhirnya tiba di pelabuhan tanjung Benoa tempat kapal Bali Hai Cruise 2 bersandar. Sekilas saya melihat di pinggir dermaga, kapal yang akan kami tumpangi nanti ke Nusa Lembongan itu agak mirip dengan jenis kapal penyeberangan Batam-Singapura.

DSCN8860Kami ternyata datang terlalu awal karena kapal baru diberangkatkan pukul 09.15 WITA, Tapi tak apa-apa, kami justru bersyukur bisa menikmati suasana dermaga di pagi hari sembari merasakan semilir angin laut lembut menerpa. Setelah sarapan pagi, pada pukul 09.15 rombongan kami naik ke kapal Bali Hai Cruise 2. Sebuah gelang kertas warna biru diikatkan ke tangan kanan saya serta tiket sebagai akses masuk ke kapal. Ternyata tidak hanya kami, terlihat pula rombongan turis lain ikut naik ke atas kapal yang berkapasitas hingga 300 penumpang ini. Saya langsung menuju ke dek paling atas untuk lebih menikmati panorama laut menuju Nusa Lembongan.

Cuaca begitu bersahabat, langit biru terhampar indah dan sangat kontras dengan warna laut yang “dibelah” oleh kapal Bali Hai Cruise 2 menuju Nusa Lembongan. Saya menyaksikan teman-teman peserta #JelajahGiziBali begitu antusias berfoto-foto di dek kapal tertinggi sembari merasakan langsung desir angin laut yang sejuk.

IMG_0907

IMG_0913

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam, kami tiba di Nusa Lembongan. Pulau yang termasuk wilayah kabupaten Klungkung ini terletak di selat Badung sebelah tenggara pulau Bali dan memiliki panjang 4,6 km dan lebar 1-1,5 km. Kapal yang kami tumpangi merapat ke sebuah pontoon (rakit terapung) besar di tengah laut dimana penumpang turun kemudian meneruskan perjalanan ke pantai dengan menumpang kapal kecil. Dari atas kapal kecil tersebut saya menyaksikan para pengunjung pulau menikmati fasilitas banana boat atau parasailing. Dalam hati saya berharap suatu waktu bisa membawa keluarga saya berwisata kesana.

IMG_0950 (Copy)

DSCN8919 (Copy)

Chef Kungfu Muto dan timnya ternyata sudah berada di lokasi. Kami lalu diajak menyaksikan aksi Chef Muto memasak, tentu dengan “bonus” selingan keahliannya memamerkan atraksi “juggling” (melempar-lempar) peralatan dapur yang memukau, lucu dan menghibur ala pendekar kungfu. Dengan busana merah menyala plus kacamata hitam, Chef Muto mendemonstrasikan cara memasak plecing kangkung ala Bali.

IMG_0960 (Copy)

“Sangat mudah dan cepat membuat plecing kangkung, dibutuhkan bahan seperti kangkung segar, cabai rawit merah, garam, dan terasi udang. Pertama-tama kangkung kita suwir kecil-kecil lalu direbus ke dalam air mendidih selama 2 menit. Ingat, untuk mempertahankan warna kangkung tetap hijau segar serta teksturnya renyah, jangan rebus terlalu matang. Segera angkat, tiriskan dan masukkan ke wadah berisi air dingin,” kata Chef Muto memberikan arahan. Host acara “Kungfu Chef” di Global TV yang eksentrik itu kemudian membuat sambal plecing kangkung yang terdiri dari cabe rawit merah, garam, dan terasi udang yang diulek-ulek kasar. Setelah itu baru dicampurkan dengan kangkung yang tadi sudah dimasak

Setelah itu, Chef Muto membuat pisang Rai ala Bali. Chef yang pernah tinggal di Turki selama 5 tahun dan bernama asli Mutorik Sultoni ini menyiapkan bahan-bahan pisang Rai seperti pisang raja atau pisang ambon, tepung terigu, tepung beras, air, gula merah, kelapa parut, nangka, dan gula merah cair. “Idealnya,” ujar Chef Muto, “digunakan pisang raja yang memiliki tingkat kematangan sedang. Pisang seperti ini bertekstur keras dan manis saat digigit. Untuk kali ini, dipakai pisang Ambon saja sebagai penggantinya”.

IMG_1035 (Copy)

“Potong pisang kecil-kecil, kemudian buat adonan tepung beras dan tepung terigu. Potongan pisang tersebut lalu dilumuri dengan adonan tadi kemudian rebus pisang ke dalam air mendidih. Dua menit kemudian, pisang yang mulai mengeras dan menyatu dengan adonannya diangkat dan diletakkan diatas piring saji. Taburkan kelapa parut , potongan nangka manis serta siramkan saus gula merah keatasnya. Dan hidangan pun siap disantap,” ucap Chef Muto yang menguasi bahasa Turki dan Rusia ini. “Pisang Rai ini kaya serat, karoten, zat besi dan vitamin C, jadi memiliki kandungan nutrisi dan gizi yang lengkap,” tambah Prof.Ahmad Sulaeman, pakar gizi dari IPB yang juga ikut dalam rombongan kami. Selain plecing kangkung dan pisang Rai, Chef Muto juga mendemonstrasikan cara membuat es campur Bali.

IMG_1060 (Copy) IMG_1052 (Copy)

IMG_1100 (Copy)

_MG_5740 (Copy)

Acara selanjutnya adalah kompetisi permainan antar kelompok. Terdapat empat permainan yang dipertandingkan dan setiap jenjang pemenang akan mendapatkan tambahan waktu saat kompetisi memasak nanti. Empat permainan tersebut adalah menyusun puzzle, memasukkan air laut ke wadah dengan kemasan plastik panjang, keterampilan melewatkan alur dengan perangkap listrik dan “jembatan” berkelompok. Saya yang tergabung dalam kelompok “Kecak” dengan ciri khas slayer biru, berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan kompetisi. Sayang sekali, dari 5 kelompok, kami yang mendapatkan nilai terendah dan tambahan waktu memasak paling sedikit. Meskipun demikian, kami tetap optimis dapat memenangkan kompetisi masak.

DSCN8955 DSCN8960

Pada kompetisi masak berkelompok, kami, grup “Kecak”, memasak “Ayam Betutu Galau”.  Kami berlima bekerjasama membuat masakan tersebut dengan bahan serta waktu yang terbatas. Ya, berhubung kami jadi pemenang di urutan terakhir, kami hanya dapat bahan-bahan sisa dari kelompok yang menjadi pemenang diatas kami. “Yang penting kita optimalisasi bahan-bahan yang ada dengan buat resep yang sederhana tapi ala Bali,”kata mas Imam memberi semangat. Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang akhirnya kami berhasil memasak “Ayam Betutu Galau”, tentu dengan bahan seadanya serta bimbingan dari Chef Muto.

CSoNwZPUAAAWSl_ IMG_1259 (Copy)

Seusai makan siang, saya memilih untuk ikut rombongan versi “Kering”. Untuk rombongan versi “Basah” mengikuti aktifitas Snorkeling, Berenang dan Banana Boat. Destinasi pertama versi “kering” adalah melihat “sawah” rumput laut yang menjadi sumber mata pencaharian utama warga desa Nusa Lembongan. Dengan menumpang mobil pick up kecil bertenda berkapasitas 15 orang kami menuju lokasi budidaya rumput laut. Setelah menempuh perjalanan lebih kurang 10 menit sampailah kami di lokasi kawasan budidaya rumput laut dan wisata pantai Desa Jungutbatu Nusa Lembongan yang konon merupakan rumput laut terbaik di Bali.

IMG_1269

Saya sangat terpukau menyaksikan ladang rumput laut di desa ini yang terlihat dari ketinggian berupa kotak-kotak dibawah kejernihan air laut. Terdapat banyak perahu-perahu kecil terapung diatasnya. Begitu indah. Saya juga melihat proses pengeringan rumput laut yang dilakukan secara tradisional. Prof.Ahmad Sulaeman menjelaskan rumput laut adalah salah satu tanaman yang mengandung vitamin, mineral, dan senyawa antioksidan. “Juga membantu proses penurunan berat badan lho,” tambah Prof.Ahmad lagi.

IMG_1283 (Copy)

IMG_1322 (Copy)

Dari lokasi budidaya rumput laut, saya bersama rombongan beranjak menuju ke kapal Coral Viewer Semi Submersible. Kebetulan tempatnya bersandar  berada di Pontoon dekat kapal Bali Hai 2 Cruise berlabuh. Di kapal ini, kita bisa menyaksikan keindahan panorama bawah laut Nusa Lembongan. Lewat jendela kaca saya melihat ikan-ikan hilir mudik serta terumbu karang berwarna-warni. Begitu mempesona!

Pukul 15.15 WITA, kapal Bali Hai 2 Cruise berangkat, kembali menuju pelabuhan Tanjung Benoa Bali. Saya menyempatkan waktu untuk tidur sejenak sepanjang perjalanan di dalam dek 2 yang dilengkapi dengan pendingin ruangan yang sejuk. Kurang lebih sejam kemudian kami akhirnya tiba dan langsung menuju ke tempat kami menginap di Discovery Kartika Plaza Hotel. Saya menempati kamar 2070 bersama mas Gazali. Pada bagian belakang kamar, terlihat pemandangan langsung ke arah Pantai Kuta yang indah.

DSCN9005 (Copy)

DSCN9004 (Copy)

Pukul 19.00 WITA saya hadir dalam acara makan malam bersama rombongan #jelajahgizibali. Di pintu masuk, saya diminta menggunakan ikat kepala khas Bali (Udeng). Kegiatan kali ini berlangsung lebih santai dan non formal termasuk hadirnya “Live Music” untuk menghibur hadirin yang datang. Saya langsung “menyerbu” hidangan makan malam yang disediakan dan tentu saja didominasi dengan makanan khas pulau dewata tersebut. Malam minggu di Bali kali ini terasa begitu damai dan sejuk. Lantunan suara merdu sang penyanyi makin menambah selera makan saya bersama Sate Lilit, Serombotan (urap bali), Tum (pepes) dan Lawar. Benar-benar begitu maknyus! :)

CSpLgqpUYAAzbzi

Seusai makan malam, saya tampil menyumbangkan lagu “Kuta Bali” (dipopulerkan pertama kali oleh Andre Hehanusa tahun 1995)  seakan melengkapi romantisme malam di pesisir pantai Kuta. Tak hanya saya, ada Chef Muto juga ikut tampil membawakan lagu “Terbang” (The Fly, 2000). Pada kesempatan itu Pak Arif Mujahidin Head of Corporate Affairs Sari Husada menyampaikan rasa gembira dan terimakasih sebesar-besarnya atas kesuksesan pelaksanaan Jelajah Gizi Bali 2015 meskipun dipersiapkan dalam kondisi yang singkat karena perubahan destinasi secara mendadak.

_MG_5796 (Copy)

“Jelajah Gizi merupakan salah satu inisiatif Sari Husada dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang melalui sudut pandang bagaimana masyarakat sebuah daerah memenuhi  kebutuhan gizi mereka baik dari bahan-bahan pangan yang digunakan maupun cara mengolahnya. Saya berharap teman-teman peserta Jelajah Gizi Bali 2015 mendapatkan banyak wawasan, manfaat dan pengetahuan setelah melalui kegiatan ini,”kata Pak Arif.

_MG_5807 (Copy)

“Bali termasuk salah satu provinsi dengan status gizi baik,”ungkap Prof.Ahmad Sulaeman. “Berdasarkan laporan Riskesdas 2013,  Bali adalah provinsi dengan prevalensi terendah gizi buruk-kurang pada Balita, yaitu sebesar 11,4% lebih rendah dari prevalensi nasional sebesar 19,6%. Prevalensi resiko KEK wanita hamil umur 15-49 tahun di Bali juga merupakan yang terendah  yaitu sebesar 10,1%, lebih rendah dari Prevalensi Nasional sebesar 24,2%. Olehnya itu, destinasi Jelajah Gizi 2015 ke Bali sungguh tepat, karena daerah ini bisa menjadi rujukan yang bagus untuk mengetahui profil gizi melalui kuliner dan pangan lokal yang disajikan”.

“You are what you eat”, demikian tambah Prof Ahmad Sulaeman. “Kepribadian kita,”katanya, “mencerminkan apa yang kita makan. Masyarakat Bali sangat menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan adat , termasuk meracik masakan mereka yang senantiasa berprinsip untuk menghargai harmoni alam.Ini adalah sebuah keunikan tersendiri dan merupakan hal yang perlu kita rawat serta lestarikan dari generasi ke generasi”.

DSCN9043 (Copy)

_MG_5835 (Copy)

Semakin malam, acara semakin meriah. Ada pembagian hadiah untuk pemenang lomba grup terbaik dan grup terkompak juga permainan antar peserta. Sayangnya, kali ini grup “Kecak” belum beruntung menjadi pemenang pertama. Cukup puas jadi juara kelima, dari lima grup yang berlaga :) . Yang tak kalah menghebohkan adalah hadirnya tarian api yang ikut “membakar” suasana malam di Kuta. Tiga penari, satu lelaki dan dua perempuan beraksi memamerkan kelincahan tubuhnya menari bersama kilau panas api yang berputar-putar mengelilinginya.  Rangkaian acara selesai pukul 21.30 WITA.

CSsSH7xUEAEK7WS

CSsQ6HBUkAEH6XH

Pagi di awal November, Minggu (1/11) terasa begitu segar saat saya membuka pintu kamar belakang hotel yang menghadap langsung ke Pantai Kuta. Semilir angin pantai berdesir lembut dan matahari muncul malu-malu dari balik pepohonan teduh. Saya dan mas Gazali menyempatkan diri berjalan-jalan menyusuri pantai Kuta dan ikut merasakan sensasi eksotisme pantai yang dikenal sejak 1336 M dimana Patih Gajah Mada bersama pasukannya dari Majapahit mendarat di pantai fenomenal ini. Saat kami berada disana baru saja dilakukan pelepasan para peserta lomba memancing di laut lepas. Setelah sarapan di hotel, kami bersiap-siap berangkat ke Krisna untuk berbelanja oleh-oleh. Di depan lobi hotel saya sempat berfoto ala kungfu bersama Chef Muto.

DSCN9094 (Copy)

Selama kurang lebih satu jam kami diberikan kesempatan berbelanja di pusat oleh-oleh dan kerajinan Krisna. Dari lokasi tersebut, kami menuju Warung Bloem’s untuk makan siang. Pada warung yang dikelola oleh Chef Henry Alexie Bloem ini, disajikan sejumlah makanan rumahan khas Bali yang lezat. Lokasi warung Bloem’s yang terletak di kawasan Kedonganan ini relatif strategis dan letaknya juga tak jauh dari bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

bloem

Kami disambut hangat oleh Chef Bloem yang bernama asli Henry Alexy Bloem yang juga adalah Presiden Asosiasi Chef Indonesia. Yang menarik adalah minuman pembukanya berupa teh manis yang disajikan dalam teko blurik khas ala kampung nan bersahaja. Dari sekitar 20 menu utama di Warung Bloem’s, rombongan Jelajah Gizi berkesempatan menjajal 8 menu yaitu Be Siap Pecel, Gurita Kesune Cekuh, Be Sapi Sere Tabia, Be Pindang Bongkot, Plecing Kangkung, Jukut Meurap, Nasi Jembung Gurih, dan Es Kacang Barak. Lauk pauk ini disajikan diatas piring kaleng sehingga terasa sekali nuansa makanan rumahannya.

DSCN9124 (Copy)

 ”Sate Lilit dan Ayam Betutu selama ini lebih banyak dikenal orang sebagai masakan khas Bali, padahal masih banyak lagi masakan tradisional Bali yang tak kalah lezatnya. Lewat warung ini, saya bertekad untuk mempopulerkan masakan Bali lainnya itu dengan sentuhan personal dan romantisme masa lalu keluarga saya yang tak terlupakan ,” ujar Chef Bloem dalam kata sambutannya. Beliau mengaku berusaha menghadirkan masakan rumahan sang ibu yang kerap dinikmatinya saat masih kecil kepada para pengunjung warung.

“Kalau bingung atau kurang yakin pada masakan yang sedang saya buat, saya akan tanya ke ibu, masakan ini mesti diapain lagi ya,” kata Chef yang memiliki segudang prestasi seperti Indonesian Chef of the Year 2002 versi Unilever dan Indonesian Chef of The Year 2003 versi ABC. Kebanggaan baginya, ketika ia memasak khusus untuk Presiden AS George Bush dan Megawati di Patra Jasa Bali.  Tahun 2011, Henry kembali mendapat penghargaan Indonesian Archipelago Award 2011 dari Manan Foundation atas dedikasinya merangkai Nusantara sebagai creator dan pelestari dan pengembangan kuliner Indonesia.

DSCN9116 (Copy)

Chef Bloem juga menceritakan sejarah nasi Jenggo yang begitu terkenal di Bali dan ternyata pertama kali dipopulerkan lewat keluarganya. Sang ayah ternyata penggemar film Koboi. Pemainnya disebut Jenggo. Sang ayah kerapkali memanggil Henry dengan sebutan “Jenggo”. Nasi bungkus yang dibuat dan dijual sang ibu yang berdarah asli Bali ini kemudian dijuluki sebagai “Nasi Jenggo” menjadi makanan favorit kuli pelabuhan dan supir truk tangki pelabuhan Benoa lalu terus berkembang luas hingga menjadi salah satu ikon makanan Bali. ”Menjadi Chef”, kata Chef Bloem yang bertubuh tinggi tegap dan bertato ini, “tidak hanya dibutuhkan kreativitas dan passion yang tinggi namun juga cita rasa seni dan keberanian mengeksplorasi bahan”.

bloem2Saya mencoba hidangan Nasi Jembung Gurih, Be Pindang Bongkot, Be Sapi Sere Tabia juga Bebek Goreng Crispy. Rasanya benar-benar menggoyang lidah. Dari eksplorasi rasa makanan yang saya kunjungi sepanjang acara Jelajah Gizi kali ini, pada Warung Bloem’s lah saya mendapatkan kepuasan dan kenikmatan tertinggi yang luar biasa. Racikan bumbu rempah yang dibuat begitu dashyat hingga meresap pada bahan inti makanannya. Saya suka sekali menyantap Be Pindang Bongkot yang dibuat dengan tambahan bumbu kecombrang, juga lauk Sapi Sere Tabia yang berisi paduan cabe dan terasi yang rasanya “nendang banget” :)

DSCN9132 (Copy)

twitter

CStKATjU8AAEfHo

Sebagai hidangan penutup, saya merasakan kenikmatan es kacang barak juga es krim rasa green tea dan mangga yang diolah sendiri oleh Warung Bloem’s. Rasanya sungguh menyegarkan di tengah cuaca panas terik di pulau dewata. Alhamdulillah, menjelang rangkaian acara Jelajah Gizi ditutup, saya mendapatkan anugerah sebagai juara pertama lomba “Live Tweet”.

bloem1

Setelah mengikuti perjalanan budaya ke Madura bersama Mahakarya Indonesia 2 tahun silam ,melalui Jelajah Gizi ke Bali bersama Sari Husada kali ini saya merasakan pengalaman dan sensasi yang berbeda. Tak sekedar eksplorasi potensi kuliner dan kekayaan nutrisi namun juga kami bisa langsung menyaksikan kearifan budaya lokal serta filosofi luhur mulai dari pengolahan makanan hingga penyajiannya. Bali sungguh menampilkan eksotisme sosial budaya yang luar biasa.

Terimakasih kepada Sari Husada dan Nutrisi untuk Bangsa yang sudah memberikan saya kesempatan berharga mengeksplorasi kekayaan budaya dan potensi Gizi di Bali.

f3db4ff379d825cd771cbd8585186f41

KETIKA RIZKY MENJALANI OPERASI USUS BUNTU

$
0
0

rizkyops1

Pada Rabu siang (11/11), anak tertua saya Rizky yang baru pulang sekolah mengeluh sakit pada perutnya di bagian sebelah kanan bawah kepada sang bunda. “Ma, sakit sekali kalau jalan, lari atau waktu berbaring,” kata Rizky kepada ibunya dengan ekspresi mengenaskan. Istri saya segera melaporkan apa yang terjadi pada putra pertama kami ini kepada saya saat kembali dari kantor. Dugaan awal saya adalah Rizky sakit nyeri lambung dan segera diberikan obat anti nyeri yang kami siapkan. Untuk beberapa saat lamanya, keluhan Rizky mereda. Namun menjelang subuh, Rizky mengaduh kesakitan kembali. Saya dan isteri cemas melihat kondisinya yang kian memburuk. Bergegas saya membawa Rizky ke klinik Mega Farma di dekat rumah dan langsung menemui dr.Ferry.

Setelah melakukan pemeriksaan secara seksama, dr.Ferry menyatakan kemungkinan besar penyakit yang diderita Rizky adalah usus buntu. Sejenak saya tersentak kaget. Tak menyangka penyakit yang kerap dialami orang dewasa diatas usia Rizky bisa terjadi padanya. “Saya segera berikan surat rujukan untuk pemeriksaan lebih lanjut ke dokter spesialis ya pak. Usahakan hari ini agar bisa diperoleh diagnosa yang lebih tepat dan akurat, termasuk cara terbaik penanganannya. Jangan khawatir pak, teknologi kedokteran sudah sangat maju dan saya yakin operasi usus buntu Rizky bisa berjalan lancar,” kata dokter Ferry seperti menangkap riak kecemasan di wajah saya.

Saya pun bergegas membawa Rizky, ke dokter Rianto, spesialis bedah pencernaan di Rumah Sakit Siloam Cikarang yang juga ternyata rekan main badminton dokter Ferry. Dokter Rianto Sitepu, memeriksa secara seksama kondisi Rizky dan merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan Apendicogram terlebih dahulu. Beliau menjelaskan Appendicogram adalah suatu metode pemeriksaan diagnostik untuk mengetahui apakah seseorang menderita appendisitis (radang usus buntu).  Pada pemeriksaan appendicogram, pasien akan meminum larutan barium 12 jam sebelum pemeriksaan. Setelah itu akan dilakukan pemeriksaan x-ray untuk melihat apakah cairan tersebut mengisi usus buntu atau tidak.

Terkadang hasil temuan pada USG tidak cukup spesifik untuk menyingkirkan diagnosa usus buntu, sehingga kadang dokter merasa perlu untuk menambah metode diagnosa dengan cara pemeriksaan radiologi yaitu appendicogram. Jika hasil appendicogram, cairan tidak mengisi usus buntu (non-filling) maka kemungkinan besar pasien menderita radang usus buntu dan biasanya akan ditindaklanjuti dengan operasi.
Jika hasil appendicogram terlihat cairan mengisi appendix, maka kemungkinan besar kondisi usus buntu pasien normal. Dokter Rianto kemudian meminta agar hasil foto X-Ray dapat dibawa keesokan paginya untuk diagnosa lebih lanjut.

Dan demikianlah, saya kembali menemani Rizky pada hari Jum’at pagi (13/11) untuk melakukan foto X-Ray Appendicogram di ruang radiologi. Setengah jam kemudian, saya dan Rizky bergegas membawa hasilnya ke dokter Rianto. Dengan jantung berdegup, saya mendengarkan penjelasan dokter Rianto terkait hasil foto appendicogram Rizky. Terlihat jelas bahwa cairan Barium yang diminum Rizky 12 jam sebelumnya tidak terlihat pada “citra” usus buntu yang dihasilkan pada gambar. “Ini berarti, telah terjadi sumbatan pada usus buntu Rizky pak dan melihat gejala klinis yang terjadi pada ananda Rizky saat ini kemungkinan besar infeksi radang usus buntu telah terjadi. Pengangkatan usus buntu adalah terapi terbaik untuk penyembuhan sakit Rizky ini, karena apabila usus buntu ini membengkak, kemudian pecah maka akan mencemari seluruh tubuh dan tindakan operasi yang lebih besar harus dilakukan,”ujar dokter Rianto.

rizkyops2

Beliau kemudian menjelaskan sejumlah penyebab usus buntu terjadi pada anak-anak seusia Rizky setelah saya menjelaskan bahwa pada saat yang sama, ada teman sekelas Rizky di SMP IT An Nur juga yang akan menjalani operasi serupa termasuk dua orang anak tetangga kami seumur Rizky.

“Penyakit radang usus buntu ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, namun faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Di antaranya faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) appendiks oleh timbunan tinja/feces yang keras (fekalit), hyperplasia (pembesaran) jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur. Diantara beberapa faktor itu, maka yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyabab adalah faktor penyumbatan oleh tinja/feces dan hyperplasia jaringan limfoid. Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk berkembang biak. Perlu diketahui bahwa dalam tinja/feces manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu” kata dokter Rianto menjelaskan..

“Kurang makan makanan yang berserat salah satu penyebab utama penyakit ini,” lanjut beliau lagi. “Kotoran ananda Rizky jadi susah diurai dan kemudian mengeras.  Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk berkembang biak. Perlu diketahui bahwa dalam tinja/feces manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu. Peradangan atau pembengkakaan yang terjadi pada usus buntu menyebabkan aliran cairan limfe dan darah tidak sempurna pada usus buntu (appendiks) akibat adanya tekanan, akhirnya usus buntu mengalami kerusakan dan terjadi pembusukan (gangren) karena sudah tak mendapatkan makanan lagi. Pembusukan usus buntu ini menghasilkan cairan bernanah, apabila tidak segera ditangani maka akibatnya usus buntu akan pecah (perforasi/robek) dan nanah tersebut yang berisi bakteri menyebar ke rongga perut. Dampaknya adalah infeksi yang semakin meluas, yaitu infeksi dinding rongga perut (Peritonitis)”

Saya jadi “merinding” mendengar penjelasan dokter Rianto. Akhirnya diputuskan untuk dilakukan operasi pengangkatan usus buntu Rizky dengan metode Laparoscopy. Metode Laparoskopi atau operasi “lubang kunci” merupakan langkah medis yang dilakukan ahli bedah untuk mengakses ke bagian dalam rongga perut dan panggul. ”Banyak keuntungan metode ini antara lain ahli bedah tidak perlu membuat sayatan yang besar sehingga bekas luka yang Anda alami lebih sedikit, kemungkinan dilakukannya transfusi darah juga lebih kecil karena pendarahan yang terjadi juga lebih sedikit, seusai operasi, kemungkinan bisa langsung pulang, namun jika rawat inap diperlukan, mungkin hanya perlu bermalam satu hari saja, dan proses penyembuhan total lebih cepat,” ucap dokter Rianto.

Saya menyaksikan kecemasan di mata Rizky saat mendengarkan penjelasan tersebut. Tapi untunglah, dokter Rianto segera menenangkannya dengan menyatakan operasi usus buntu apalagi dengan metode laparoscopy merupakan operasi ringan dan relatif minim resiko. Kami kembali dulu ke rumah mempersiapkan perlengkapan Rizky untuk operasi. Tak disangka, saya dapat kabar sedih, ibu mertua saya di Yogya baru saja terjatuh dan mengalami stroke. Beliau tidak sadar dan tengah dirawat di rumah sakit ICU RS Bethesda. Keluarga istri (kakak dan adik ipar) yang di Jakarta bergegas pulang ke Yogya. Saya memeluk istri saya yang menangis memikirkan anak dan ibunda. Akhirnya diputuskan bahwa istri saya akan tetap mendampingi Rizky sampai operasi selesai lalu berangkat ke Yogya. Sore itu juga kami kembali ke Rumah Sakit Siloam dan saya menemani Rizky di kamar C-25 lantai 6. Setelah pemasangan infus selesai, istri saya dan si bungsu Alya kembali kerumah pukul 20.00 WIB.

ususbuntu

Sabtu pagi (14/11) hari operasi pun tiba. Rizky terlihat tegang bahkan menangis saat dipakaikan baju operasi warna biru. Saya diperkenankan mendampingi Rizky hingga ke meja operasi. Saya mengecup kening dan menenangkannya. Rizky menggenggam tangan saya erat-erat ketika proses biusnya dimulai. Setelah obat biusnya bekerja saya meninggalkan meja operasi dengan jantung berdegup kencang. Di depan ruang operasi saya dan istri menunggu dengan harap-harap cemas. Si bungsu Alya menanti di ruang kamar 25-C sambil menonton televisi.

Sekitar 1,5 jam kemudian, dokter Rianto keluar sambil membawa sebuah wadah botol kecil berisi usus buntu Rizky yang baru saja diangkat. Bentuknya seperti gambar disamping.

“Ukuran usus buntu Rizky termasuk panjang untuk anak-anak seusianya. Sekitar 12 cm. Syukurlah proses operasinya berjalan lancar dan sukses. Waktu operasinya sendiri 45 menit. Nanti ada video proses operasinya dan bisa dilihat langsung ,” kata dokter Rianto. Saya terpana melihat usus buntu Rizky di botol kecil itu. Bentuknya panjang, terlihat bengkak dan membiru. Usus buntu Rizky itu untuk dibawa ke laboratorium patologi untuk observasi lebih lanjut. Istri saya kemudian dipersilahkan melihat Rizky yang baru saja sadar dari proses biusnya langsung ke ruangan operasi.

rizkyops3

Saat Rizky dibawa kembali ke ruangan C-25, ternyata sebuah VCD yang berisi rekaman proses operasi Rizky telah dititipkan. Saya membuka laptop dan menyaksikan proses operasi laparoscopy tersebut dengan takjub. Saya menyaksikan bagaimana kamera masuk lewat rongga perut Rizky (dibuat lubang dibawah pusar), menyusuri usus-usus mencari dimana gerangan usus buntu tersembunyi. Setelah didapat, proses pengikatan lalu pemotongan dilakukan melalui capit dan “gunting” yang masuk lewat lubang kecil disisi kiri dan kanan kemudian ditarik keluar. Terlihat memang warna usus buntu yang membiru dan membengkak kontras dengan warna usus dan jaringan tubuh Rizky lainnya yang terlihat merah segar. Saya akan segera unggah videonya dan share disini.

Alhamdulillah, hari Minggu siang (15/11) saat dokter Rianto berkunjung diputuskan Rizky sudah bisa pulang. “Kondisi tubuh Rizky sudah cukup bagus, tidak ada demam maupun komplikasi fisik, jadi tidak ada masalah dan bisa kembali ke rumah tapi jangan lupa kontrol kembali minggu depan ya,” ujar dokter Rianto sembari tersenyum. Pukul 14.30 WIB, setelah proses administrasi dan pengambilan obat selesai, kami pun pulang ke rumah, meninggalkan kesan dan pengalaman berharga dari kejadian ini..

“MEMETIK” PERCIKAN PEMIKIRAN BERNAS DARI IBU PRITA KEMAL GANI

$
0
0

prita-3

Cuaca Jakarta sedikit mendung saat saya tiba di pelataran lobi Grand Indonesia West Mall, Kamis petang (26/11). Saya bergegas menuju lantai 3A lokasi restoran Penang Bistro tempat pertemuan dan diskusi sekaligus makan malam bersama ibu Prita Kemal Gani MBA, MCIPR,APR, ikon perjuangan dunia kehumasan di Indonesia yang juga adalah pendiri London School of Public Relation (LSPR)-Jakarta. Di depan Penang Bistro saya bertemu dengan Simbok Venus, salah satu blogger dari total 6 blogger–termasuk saya–yang diundang dalam pertemuan informal dengan mantan Ketua Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia periode 2011-2014 ini.

Kami disambut hangat tim dari LSPR, ibu Kina dan ibu Aprida. Menyusul kemudian hadir blogger yang lain seperti mbak Eka, mbak Rere , mas Didut dan mas Umen. Kami yang sudah mengenal satu sama lain sebelumnya, saling bertukar kabar. Tak lama kemudian ibu Prita datang sambil menyalami kami satu per satu dengan ramah. “Maafkan saya terlambat datang karena mengantar anak saya Raysha main dulu,”kata penerima anugerah PR Person dari Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) tanggal 17 Oktober 2014 lalu itu dengan senyum mengembang.

prita-2

Dandanan ibu Prita terlihat elegan dan bersahaja. Beliau nampak terlihat segar dan bersemangat meski berkutat dengan rutinitas aktifitasnya yang padat. Penggagas ASEAN PR Network (APRN) tersebut lalu menceritakan soal penghargaan bergengsi ASEAN Peoples’ Award (APA) 2015 yang baru saja diterimanya dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke 27 pada 21 November 2015, di Kuala Lumpur Malaysia. ASEAN Peoples’ Award (APA) 2015 ini diberikan kepada satu individu atau organisasi dari Negara ASEAN yang telah membantu dan memberikan kontribusi terbaik dalam pengembangan negara ASEAN.

“Penghargaan yang saya terima ini saya maknai tidak sebatas apresiasi atas kiprah yang sudah saya lakukan sebelumnya, namun lebih dari itu, saya berharap menjadi inspirasi agar insan Humas Indonesia benar-benar siap, kreatif dan tangguh dalam menghadapi dinamika tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN,”tegas ibu Prita dengan mata berbinar. Sertifikasi kompetensi, tambah penerima penghargaan Young Professional Achievement Award, Kementerian Pemuda & Olahraga RI pada 28 Oktober 1998 ini, menjadi hal yang niscaya dan mendesak untuk dilakukan agar insan Humas memiliki keunggulan profesional yang terukur setelah melalui tahapan uji kompetensi yang ketat.

Sebenarnya, penghargaan seperti ini bukan yang pertama diterima oleh ibu Prita. Sebelumnya beliau pernah mendapatkan penghargaan dari Institute of Public Relations Malaysia (IPRM) tahun 2005 untuk Best Practices di PR dan Komunikasi Profesi. Selain itu juga menerima PERHUMAS Achievement Award 2006 (EducationCategory) 2006, dan Outstanding Award 2009 dari Pengusaha Asia Pasifik Entrepreneur Award 2009. Prita yang saat ini hosting program radio sendiri pada LITE FM disebut “PR Corner” dan merupakan salah satu penerima Ernst & Young Entrepreneurial Winning Women Asia Pasifik Kelas 2015, mewakili Indonesia bersama 13 wanita lainnya di seluruh Asia Pasifik.

prita-4Semakin malam pembicaraan kami kian menarik. Beliau memaparkan obsesinya sebagai President ASEAN Public Relation Network (APRN) yang bertujuan untuk menggeneralisasi visi, misi, dan standar untuk profesi PR di sekitar ASEAN. APRN didirikan 2 Juni 2014 di Sekretariat ASEAN di Jakarta, Indonesia.

Tagline APRN adalah “The Voice of Public Relations ASEAN” saat ini telah menjadi organisasi PR tertinggi di ASEAN. APRN dapat dilihat sebagai suatu organisasi bertaraf Internasional pertama yang memprakarsai hubungan kerjasama antara PR profesional / Lembaga / asosiasi antara kawasan ASEAN. Ke depannya, APRN ingin membuat standar kompetensi bagi para PR di ASEAN, 1st ASEAN PR Award, 2nd ASEAN PR Summit, memberikan beasiswa program sarjana maupun pasca sarjana dari LSPR, mengadakan riset bersama dengan beberapa universitas di ASEAN dan pelayanan masyarakat berupa kampanye sosial.

“Intinya,”kata ibu Prita,”kami berharap APRN menjadi motor, inspirator sekaligus inisiator kegiatan-kegiatan kehumasan kolaboratif lintas negara di ASEAN, dan Indonesia memegang peran dan posisi strategis disini untuk merintis dan mengembangkannya lebih jauh”.

Pada kesempatan tersebut, kami tidak hanya berdiskusi soal kiprah beliau pada bidang Per-Humas-an di Indonesia dan ASEAN namun juga beberapa hal termasuk tantangan digital Public Relation dan penetrasi media sosial. Saya sempat menanyakan mengenai fenomena “blog korporasi” yang dikelola oleh Humas Perusahaan dan hubungannya dengan strategi kehumasan termasuk lembaga pendidikan seperti LSPR yang mesti menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang mengarah kepada interaksi dua arah terutama di era informasi saat ini. Ibu Prita menanggapi positif hal itu dan menyatakan akan mempertimbangkan untuk menjadikan salah satu bahasan materi diskusi maupun masukan berharga dalam penyusunan kurikulum di LSPR.

Ibu Prita memang sosok perempuan Indonesia yang inspiratif dan visioner. Beliau sempat mengungkapkan bagaimana ibu tiga anak ini membangun LSPR 23 tahun silam dan telah menghasilkan lebih dari 16.000 alumni yang telah menjadi praktisi komunikasi, khususnya di bidang PR, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Semua diawali dengan keprihatinan dari lulusan London City College of Management Studies, London, UK LCCIEB Third Level Group Diploma in Public Relations. London, UK (1984-1987) & Master of Business Administration – International Academy of Management & Economics, Manila, Philippines (1988-1990) ini pada kurang tersedianya tenaga PR professional yang siap pakai di Indonesia pada awal tahun 1990-an. Kondisi itu amat dia rasakan ketika menjabat sebagai Director of Public Relations for Clarck Hatch International, Jakarta Indonesia (1989-1992).

prita-1

Dengan tekad membara, ibu Prita membuka lembaga kursus Public Relations (PR) pada tahun 1992. Diawali dengan hanya menyewa ruang kantor berukuran 12 meter persegi di gedung World Trade Centre (WTC) di bilangan Jalan Sudirman, Jakarta, lembaga kursus ini terus berkembang hingga pada tahun 1999 secara resmi ditingkatkan menjadi sekolah tinggi yang bernama Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi The London School of Public Relations – Jakarta. LSPR kian “meraksasa” dan kini telah memiliki enam konsentrasi studi pilihan yaitu, Public Relations, International Relations, Marketing, Mass Communication, Visual Design Communication & Advertising dan Performing Arts Communication. Khusus program pasca sarjana, ada empat konsentrasi studi yang bisa dipilih yaitu Corporate Communication, Marketing Communication, International Relations Communication dan Mass Media Management. Kedepan, LSPR rencananya akan berganti nama menjadi London School of Public Relations dan telah membangun kampus baru di kawasan Bekasi.

Malam kian tua. Rasanya ingin lebih lama berdiskusi dengan ibu Prita, menggali dan “memetik” percikan pemikiran yang bernas dari beliau tentang banyak hal, mulai dari impiannya membangun insan kehumasan Indonesia lebih tegar dan kokoh menghadapi tantangan masa depan hingga strategi sinergi konstruktif lintas negara ASEAN lewat APRN.

Terimakasih ibu Prita atas kesempatannya berdiskusi bersama kami, ada banyak manfaat dan kesan serta inspirasi yang bisa diperoleh dari pertemuan yang sangat berharga. Semoga dapat diberikan kesempatan bisa bertemu kembali.

 

 

 

 

 

 

 

 

MAKAN SIANG YANG MENYENANGKAN & INSPIRATIF BERSAMA PRESIDEN JOKOWI

$
0
0

jokowi-dan-blogger_20151212_200507

Sebuah anugerah tiba di akhir pekan. Kesempatan eksklusif untuk ikut menghadiri undangan makan siang bersama orang nomor satu Republik ini pada hari Sabtu (12/12) sungguh sebuah berkah yang sayang untuk dilewatkan, setelah hari Jum’at siang (11/12) admin Kompasiana mas Iskandar Zulkarnain menghubungi saya. Alhamdulillah, saya menjadi salah satu dari 100 orang Kompasianer yang beruntung terpilih bertemu langsung dengan Pak Jokowi sekaligus makan siang di Istana. Pertemuan kali ini memang bukan pertemuan pertama dengan beliau, pada tahun 2012 saya bahkan sepanggung sebagai narasumber dengan mantan Walikota Solo tersebut dalam sebuah seminar di Jakarta dan setahun sesudahnya bertemu (dan tentu saja berfoto bersama) kembali di bandara Adisumarmo Solo seusai acara ASEAN Blogger Festival 2013.

Saya tiba di area Kompasianival 2015 Gandaria City pukul 08.30 pagi. Disana saya menemui beberapa kawan Kompasianer yang sudah saya kenal sebelumnya, termasuk jajaran Kompasianer generasi awal (2008-2009) seperti mas Junanto Herdiawan, mbak Novrita, mas Nufransa Wirasakti, mas Abi Hasantoso, mas Honny Maitimu, mas Syaifuddin Sayuti, mbak Lintang, mbak Henny, dan lain-lain. Senang sekali karena ini kesempatan bertemu kembali dengan mereka setelah kurang lebih 6 tahun tidak jumpa. Tak ayal, kami saling bertukar cerita dengan heboh dan tentu saja foto-foto-an bersama :)

12369124_10153765531128486_748616422423862513_n

12391167_10153704759282348_3281851631776590526_n

Pukul 09.30, panitia membagikan kepada kami undangan resmi yang harus dibawa serta untuk bisa masuk ke kawasan istana Presiden. Setelah itu, kami lalu beranjak menuju bis yang sudah disiapkan. Wajah-wajah Kompasianer yang antusias nampak terlihat saat menaiki bis. Bertemu langsung dengan Presiden RI di Istana Negara tentu menjadi sebuah pengalaman luar biasa yang tak terlupakan seumur hidup.

12345607_10153765752433486_8097392981381678751_nBis kami memasuki kawasan istana sekitar pukul 11.00 siang. Sesampai di halaman istana rombongan Kompasianer (termasuk saya tentunya :) ) memanfaatkan waktu berfoto bersama.Pemeriksaan ketat oleh Paspampres dilaksanakan sebelum kami semua memasuki lokasi acara. Sayang sekali, handphone, kamera dan tas harus ditinggalkan di tempat yang disediakan dan tak bisa dibawa masuk.

Presiden Jokowi tiba di tempat sekitar pukul 12.00 dengan menggunakan kemeja putih dan menyalami kami satu persatu sembari menebar senyum ramah.Beliau didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno juga Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki,Sunardi Rinakit (Staf Khusus Presiden) serta Asisten Manager Kompasiana Iskandar Zulkarnain atau mas Isjet. “Santai saja, yuk kita makan dulu,” ujar beliau mengajak kami semua menikmati sajian makan siang yang disediakan. Di meja makan dihidangkan sop buntut, sate, opor ayam, nasi goreng, dan beberapa menu makanan lainnya. Es buah disajikan sebagai hidangan penutup.

Seusai makan siang dengan menu istimewa nan lezat ala istana, mas Isjet mewakili Kompasiana menyampaikan kata sambutan.mengenai perkembangan blog Kompasiana yang terus tumbuh hingga 300.000 lebih pengguna yang tersebar di seluruh dunia serta berasal dari beragam profesi dan latar belakang. Pada kesempatan tersebut mas Isjet mempersilahkan sejumlah Kompasianer menyampaikan uneg-unegnya langsung kepada Presiden Jokowi. Mulai dari mas Junanto Herdiawan yang juga seorang ekonom Bank Indonesia dan belakangan ini kian beken sebagai “sang manusia terbang dari Jakarta” dengan aksi fotografi levitasinya yang memukau hingga mbak Fera Nuraini, mantan pekerja migran selama 10 tahun di Hongkong yang mengeluhkan pelayanan KBRI setempat dengan tangis tertahan.

Dari Kompasianer yang menyampaikan uneg-unegnya kepada Presiden Jokowi, yang cukup berkesan adalah dari Pak Thamrin Dahlan. Mantan petinggi di Badan Narkotika Nasional (BNN) dan juga penulis buku “Prabowo Presidenku” ini menyampaikan usulan agar pada setiap kunjungan kerja daerah, selain wartawan media cetak dan elektronik, harap disertakan juga blogger/netizen untuk ikut yang akan meliput peristiwa dari perspektif berbeda. Permintaan ini spontan ditanggapi Presiden Jokowi dengan meminta Pak Teten Masduki untuk mempersiapkan tempat bagi 2 orang blogger Kompasiana untuk ikut pada kunjungan kerja beliau ke daerah dalam waktu dekat.

Presiden Jokowi tampil dengan gaya casual dan bersahaja menanggapi uneg-uneg yang disampaikan Kompasianer. Mengomentari curhat Fera beliau menyatakan akan segera menindaklanjutinya. Disampaikan pula oleh lelaki yang dinobatkan sebagai salah satu dari seratus tokoh dunia dalam daftar “The Leading Global Thinkers of 2013 versi Foreign Policy, majalah yang diterbitkan Washington Post company ini bahwa mengubah pola pikir, pandangan dan kesadaran adalah hal yang sulit dilakukan. Menurut beliau, menimbulkan kesadaran untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat tidak dapat dilakukan dalam waktu cepat.

12274610_10208353929593951_1815442152755321499_n

“Butuh waktu dan kesabaran. Contohnya saat menjadi Gubernur DKI Jakarta, penerapan e-budgeting kerapkali menemui kendala dan resistensi dari berbagai pihak. Hal ini pun masih terus dilanjutkan oleh Pak Ahok. Ketika menjadi Walikota Solo setelah berjalan 3 tahun, kesadaran untuk hal tersebut baru 60%. Saya memahami bahwa pelayanan terbaik aparat merupakan harapan seluruh rakyat. Tapi tentunya perubahan senantiasa butuh waktu dengan merubah sistem, budaya dan etos kerja para pejabat pemerintah. Olehnya itu, saya berusaha terus “mengawal”-nya dengan turun langsung ke lapangan. Kerapkali saat ke daerah, ada yang membisiki saya mengenai sesuatu yang tidak benar tengah berlangsung dan mesti segera dibenahi,”ujar pria kelahiran Surakarta, 21 Juni 1961 ini dengan nada tegas.

Presiden Jokowi sangat berharap agar tulisan-tulisan Kompasianer senantiasa mengangkat hal-hal yang membangkitkan optimisme publik, inspirasi etos kerja dan integritas serta harapan-harapan ke depan yang lebih cerah, “Sebentar lagi kita akan menyongsong era kompetisi pasar bebas dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kita akan bersaing antar negara dan bukan saatnya gontok-gontokan lagi satu sama lain. Kompasianer dapat berperan dengan memproduksi konten tulisan yang bervisi menumbuhkan kepercayaan diri publik. Misalnya, meningkatkan kepercayaan terhadap upaya perbaikan ekonomi yang diupayakan pemerintah saat ini,”tambah beliau lagi.

“Beberapa waktu lalu, saya bertemu dengan anak-anak muda yang membuat aplikasi e-commerce di istana. Saya sampai bertanya hingga tiga kali kepada mereka tentang kesiapan menghadapi kompetisi era pasar bebas dan MEA. Saya bangga dan terharu, mereka menjawab dengan lantang dan meyakinkan, siap menyongsong tantangan masa depan dengan optimis serta bersemangat,”lanjut Presiden Jokowi sambil tersenyum.

Suasana pertemuan siang itu penuh nuansa kekeluargaan. Kesan angker protokoler istana presiden mendadak cair ketika Pak Jokowi dengan ramah menyapa kami semua sambil sesekali bercanda, meski nampak terlihat keletihan di wajahnya. Beliau spontan melayani permintaan foto bersama bahkan menandatangani buku maupun undangan resmi makan siang di istana kepresidenan dari Kompasianer.

Saya merasa terhormat dan tersanjung dapat hadir dalam kesempatan langka dan eksklusif ini berkat aktifitas saya menulis di Kompasiana. Terimakasih saya haturkan kepada segenap panitia penyelenggara Kompasianival dan tentu saja jajaran admin Kompasiana mulai dari kang Pepih Nugraha, Mas Isjet dan mas Nurulloh. Semoga Kompasiana jaya dan sukses selalu !

KEMERIAHAN PERAYAAN TAHUN KEDUA FUTSAL IKA TEKNIK UNHAS

$
0
0

12391438_10153782804333486_9092995546478637488_nHari Minggu (20/12) saya bersama si sulung, Rizky, datang ke acara Silaturrahmi dan perayaan tahun kedua futsal IKA Teknik Unhas di hanggar Arena Pancoran Jakarta. Suasana terlihat meriah saat itu. Kurang lebih 500 orang alumni teknik dan keluarga berkumpul bersama dalam spirit kekeluargaan. Saya memang berhalangan hadir pada perhelatan serupa tahun lalu, namun saya merasakan perayaan tahun ini jauh lebih heboh dan ramai karena dihadiri perwakilan tim Futsal dari IKA Teknik DPW Sumatera, Jatimteng, Sulawesi, Kalimantan dan tuan rumah Jabar & Banten.

Saya langsung menyapa teman-teman alumni dan saling bertukar cerita. Ada sejumlah kawan yang baru berjumpa kembali setelah hampir 20 tahun tak ketemu. Saya menyapa kak Anshar Rahman (Ketua IKA Teknik DPW Makassar) yang tiba dengan pesawat pagi dari kota Angingmammiri. Beliau begitu bersemangat mengawal “pasukan”-nya tim futsal IKA Teknik Makassar yang mengirimkan 2 tim sekaligus: Merah & Hitam. Saya juga langsung membeli “kaos ganteng” yang menjadi “official T-Shirt” kegiatan ini.

Kuliner khas Makassar yang tersaji diatas meja segera menerbitkan selera. Di atas panggung sajian “Live Music” menyemarakkan suasana, sementara di dua lapangan futsal terlihat tim-tim futsal andalan tengah bertarung dengan seru dan bersemangat. Saya sempat menonton tim futsal “Old Star” yang terdiri atas alumni Teknik Unhas yang berusia diatas 40 tahun. Meski sudah “berumur” aksi mereka tak kalah gesit dengan yang junior mereka yang masih muda-muda. Di sisi kanan panggung ada lapangan tenis meja yang dipakai berolahraga oleh beberapa orang alumni.

Pada kesempatan Tudang Sipulung/Diskusi Santai, Ketua IKA Teknik Unhas Haedar.A.Karim mengungkapkan kebanggaan yang luar biasa atas kesuksesan acara tersebut. “Kedepan, kami berharap konsolidasi IKA Teknik Unhas, apapun bentuknya termasuk melalui kegiatan futsal ini, bisa dilaksanakan secara intens. Kontribusi nyata alumni Teknik Unhas  dalam membangun bangsa melalui sinergi konstruktif sangat diperlukan dan diharapkan,”katanya dengan mata berbinar.

922830_10153783209038486_8288379806972142653_n (1)

Alunan musik di panggung sangat menggoda saya untuk ikut menyumbangkan suara. Dan begitulah, saya akhirnya tampil membawakan lagu “Esok kan’ Masih Ada”, “Biarkan Bulan Bicara” & “Pergi Untuk Kembali”. Tak lama kemudian, event pertandingan domino dimulai. Berpasangan bersama Tomi Lebang, dan dengan menggunakan “jurus dewa mabok” alias menurunkan kartu asal-asalan saja tanpa beban membuat kami berhasil melaju melibas lawan dari 3 partai pertandingan di babak penyisihan. Saya sempat menangkap kebingungan di mata lawan kami karena sama sekali tak menyangka “keluguan” kami bermain domino berimbas pada kekalahan mereka.

1544463_10153783116958486_5575726687469497350_n

Langkah kami berdua akhirnya kandas di babak semi final. Lawan kami memang begitu tangguh dan sepertinya sudah bisa membaca dengan cerdik pola permainan kami. Meski gagal melaju ke babak final. saya dan Tomi sudah cukup puas dengan hasil yang justru jauh melampaui ekspektasi kami sebelumnya. Paling tidak, kami sudah bisa “menemukenali” salah satu talenta tersembunyi dalam soal main domino, selain tentu saja ikut memeriahkan kegiatan perayaan dua tahun Futsal IKA Teknik Unhas.

Saya masih sempat menonton partai final Futsal antara tim Futsal IKA Teknik Unhas DPW Sulawesi melawan tim dari IKA Teknik Unhas DPW Jakarta,Jawa Barat & Banten. Pertandingan berlangsung begitu seru dan menawan. Saya menyaksikan engineer-engineer muda tampil bersemangat dan begitu energik. Akhirnya Tim Futsal IKA Teknik Unhas DPW Sulawesi berhasil menang dengan hasil akhir 4-1, mengalahkan tim tuan rumah. Sayangnya, saya pulang lebih dulu dan tidak sempat menyaksikan partai final domino.

Salut dan sukses atas kegiatan ini dan semoga bisa terus dilanjutkan secara intens.

Maju terus IKA Teknik UNHAS !

 

 

 

 

 

 

MY BLOGGING KALEIDOSKOP 2015

$
0
0

Januari 2015

photo 4

Mengawali tahun 2015, saya berpartisipasi mengisi blog film “Karbon Dalam Ransel” (KDR) yang digagas oleh Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI). Pada blog tersebut saya menuliskan 14 artikel dalam kurun waktu Desember 2014-Januari 2015 terkait dengan kampanye soal perubahan iklim yang diangkat lewat film yang memiliki hingga 7 episode ini. Sayangnya, melalui Perpres 16 tahun 2015 yang ditandatangani Presiden Jokowi pada 21 Januari 2015, DNPI dibubarkan dan tugas-tugasnya dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. . Arsip artikel yang saya buat (2 tulisan per episode) pun ikut lenyap seiring menghilangnya website DNPI dari peredaran.

Mei 2015

pasangmata

Hari Minggu,25 Mei 2015, saya diundang menjadi pembicara dalam acara #Sunday Sharing edisi 17 yang dilaksanakan oleh Blog Detik bertempat di kantor Detik.com Gedung Aldevco Octagon Building lantai 2, Jakarta Selatan dengan tema, Tips Menulis di Media Lokal. Pada acara yang dihadiri oleh 30 orang tersebut, saya datang bersama putra sulung saya, Rizky

Seperti dikutip disini :

Dimulai tepat pukul 11.00 WIB, Nurul Huda yang bertindak sebagai ketua kelas langsung membuka acara dengan sesi perkenalan, baik narasumber dan peserta yang hadir. Dibantu oleh Fania sebagai wakil ketua kelas, Sunday Sharing #17 berbeda dari bulan sebelumnya yaitu menghadirkan 2 narasumber sekaligus.

1432547511845468845 1432547815796139774

Pada sesi pertama, Mila Yuliani berbagi ilmu tentang Optimalisasi Template Blog dengan Bootstrap. Blogger cewek yang berprofesi sebagai programmer dan IT profesional, mengajak peserta untuk lebih dulu mengenal responsif webdesign. Karena sejak tahun 2005, perkembangan jaman penggunaan web mobile (gadget) lebih meningkat dan lebih banyak user yang menyukai blog bertampilan responsif.

Artinya, pengguna sekarang ini membutuhkan arahan yang lebih baik, fleksibel dan kemudahan mengakses website atau blog melalui smartphone. Mengingat makin banyak orang yang menggunakan smartphone, tentunya sangat berguna bagi blogger yang ingin membangun personal branding melalui blog. Secara otomatis, website atau blog harus berdasarkan tampilan smartphone.

Usai ISHOMA, dilanjutkan dengan materi dari narasumber kedua yaitu Amril Taufik Gobel. Blogger senior dari Cikarang ini berbagi ilmu tentang Tips Menulis di Media Lokal.

Dalam penjelasannya, pengertian media lokal disini adalah pengelolaan muatan berita yang beroperasi di daerah atau lingkup tertentu.

Ia juga menjelaskan perlunya menulis di media lokal karena lingkup pembahasannya lebih spesifik, tepat sasaran dan berpeluang lebih tinggi untuk dimuat di suratkabar. Selain itu, bisa memperluas kredibilitas penulis di lingkungan terdekatnya.

Amril juga membagikan tips tentang cara menulis dengan cepat di media lokal, yaitu langsung menulis apa yang terlintas di dalam kepala. Dan jangan pernah takut jika tema tulisannya sama dengan orang lain.

Agar tulisan lebih banyak dibaca orang, penggunaan judul boleh bombastis asal masuk akal. Juga pandai mengemas paragraf pembuka dengan kalimat yang sederhana.

Sebelum menutup presentasinya dia memberikan pesan yang sangat menarik kepada peserta Sunday Sharing #17, yaitu “Jangan pernah menganggap menulis itu sebagai beban, karena dengan menulis terus-menerus adalah bagian dari proses untuk menghasilkan tulisan yang lebih baik!

Pada sesi tanya jawab, banyak peserta yang mengajukan pertanyaan. Diantaranya bagaimana cara menulis yang memiliki daya pikat pembaca dan juga mengatasi rasa minder blogger saat membuat tulisan.

Setelah menutup presentasinya, tiba-tiba ketua kelas mengumumkan kepada peserta yang hadir bahwa ada kupon doorprize di bawah kursi. Sontak heboh karena semuanya langsung memeriksa kursinya masing-masing. Bahkan ada yang harus mencari kupon di kursi yang lain. Beberapa peserta yang beruntung, langsung maju ke depan foto bersama.

Terimakasih atas kesempatan yang sudah diberikan BlogDetik!

Oktober 2015

11215838_10153684157503486_6697670256765195841_n

Alhamdulillah, saya berhasil menjadi salah satu pemenang dari lomba blog Jelajah Gizi #3 Nutrisi Untuk Bangsa yang diselenggarakan oleh Sari Husada berkat tulisan saya tentang kuliner tradisional Gorontalo “Bindhe Biluhuta”. Pada tanggal 30 Oktober-1 November 2015 saya bersama 10 orang blogger pemenang lomba plus wartawan dari sejumlah media ke Bali lagi untuk menguak potensi pangan, kekayaan nutrisi dan kearifan lokal nan eksotis di lokasi wisata fenomenal ini lewat Jelajah Gizi.

IMG_1236

 

Kami mengunjungi sejumlah tempat eksotis disana seperti Bali Pulina, Desa Panglipuran, Cooking Class Paon Bali, Pulau Nusa Lembongan dengan Bali Hai Cruise, hingga akhirnya ke Warung Bloems’. Baca serunya pengalaman saya bersama Jelajah Gizi Bali disini

November 2015

DSCN8860

Saya dinobatkan sebagai “Member of The Month” di situs Nutrisi Untuk Bangsa, Sari Husada edisi November 2015. Bisa baca wawancara saya disini.

prita-1

Pada tanggal 26 November 2015 bertempat di Penang Bistro Grand Indonesia saya bersama 5 orang blogger lainnya diundang khusus untuk makan malam bersama ibu Prita Kemal Gani MBA, MCIPR,APR, ikon perjuangan dunia kehumasan di Indonesia yang juga adalah pendiri London School of Public Relation (LSPR)-Jakarta. Banyak sekali pencerahan yang saya dapatkan dari pemenang  penghargaan bergengsi ASEAN Peoples’ Award (APA) 2015 tersebut. Silahkan baca selengkapnya disini.

Desember 2015

with jokowi

Saya menutup tahun 2015 dengan indah dan mengesankan setelah terpilih menjadi salah satu dari 100 Kompasianer yang diundang untuk makan siang bersama Presiden Jokowidodo, pada tanggal 12 Desember 2015 bertempat di Istana Presiden. Sebuah kesempatan langka dan menyenangkan bertemu langsung pemimpin nomor satu Republik ini dalam suasana yang casual dan non formal. Baca selengkapnya kisah saya tersebut disini

Selamat tinggal 2015, Selamat datang 2016 !

Baca rangkaian blogging kaleidoskop saya disini

MARI BERBAGI KABAR DAN EKSPRESI DI RIPPLE, JURNALISME WARGA BERBASIS LOKASI

$
0
0

Screenshot_2016-02-06-09-04-49Pertemuan” saya pertama kali dengan media sosial Ripple ini terjadi secara tak sengaja. Saat mencari aplikasi di Google Play, saya tiba-tiba terdampar di aplikasi yang mengusung tema “Post and discover global stories that matter, but go unnoticed’ ini. Berukuran file 19 MB, aplikasi bisa diunduh di smartphone Android maupun iOS secara gratis.

Seusai mengunduh aplikasinya di smartphone Xioami Note 3, saya langsung mendaftarkan diri di Ripple menggunakan akun Facebook saya. Tidak butuh waktu lama, saya mempelajari fitur-fitur yang ditampilkan aplikasi anyar ini dengan antusias.

Kebetulan malam saat selesai mengunduh aplikasi ini saya sedang berada di Cilandak Town Square untuk bertemu beberapa kawan dari IKA Unhas. Sambil menunggu, iseng-iseng saya mencoba aplikasi Ripple dengan membagi konten foto Kopi Cappuccino di Cafe Abuella. Saya menambahkan catatan pengantar kemudian mengidentifikasi kategori lalu posting ke Ripple. Dan..dalam waktu singkat konten yang saya bagi itupun sudah “mengorbit”. Jika seseorang membaca konten yang saya sajikan melalui Ripple di smartphone mereka, cukup dengan menyentuh dan menggeser posting terkait ke arah atas maka konten tersebut akan tersebar ke dunia maya beserta presentasi sebarannya.

Belum puas, saya mencoba untuk membagi konten yang ada di blog ke Ripple. Ternyata sangat mudah, saya cukup menyentuh tombol “+” disisi kanan atas layar lalu mengisi kolom “Judul Headline” , lantas mengisi sedikit pengantar kemudian diikuti tautan blog yang akan dibagi. Tak lupa saya memasang foto terkait posting tersebut. Pada saat itu saya memasang tautan posting terbaru saya mengenai resensi film “Ketika Mas Gagah Pergi”. Dalam sekejap, sesaat setelah mengklik tombol “post” kabar yang ingin saya bagi itupun langsung tayang di Ripple. Cepat. Praktis.

Screenshot_2016-02-06-09-06-31Saya kian penasaran menggunakan aplikasi ini. Tadi malam saya posting foto dan sedikit pengantar mengenai Kuliner Malam fenomenal di Cikarang yakni Martabak Bandung Montella dan Nasi Goreng Jenewa di Jalan Tarum Barat 2 Cikarang dan tadi pagi saya memasang foto nasi uduk Prima Rasa di Jalan Beruang 7 yang menjadi gerai nasi uduk favorit keluarga kami.

Screenshot_2016-02-06-09-05-59

Salah satu yang menjadi keunggulan aplikasi ini adalah membagi kabar/informasi berbasis lokasi. Kita bisa berbagi kisah-kisah bahkan video menarik yang berada disekitar kita secara praktis. Ripple segera mendeteksi lokasi kita melalui GPS yang disetting di smartphone. Terdapat fasilitas komentar bagi pengunjung yang membaca postingan kita termasuk tombol untuk sharing ke jaringan media sosial lainnya.

Screenshot_2016-02-06-09-04-02

Dalam penjelasannya disini, founder Ripples Paul Stavropoulos menyatakan:

As a social technology, Ripple facilitates activities where information can be passed from community to community to broad its impact. You start ‘ripples’ (equivalent to ‘tweets’ or ‘posts’) which appear in the feeds of people who are geographically close to you. If they like any of the ripples in their feed, they can then re-share to people who are geographically close to them.

The overarching idea is ‘how far will your ripples go?’ And users can actually track where and how far their ripples have travelled, in which locations those ripples were popular or unpopular, and what commentary people added along the way.

“Being able to visualise the impact of one’s message is something that ripplers find unique and captivating,”

“Ripples that are globally engaging, like a funny observation or a beautiful image, can spread beyond any community and to the entire world. Social media has not found a good way to spread information with any location-based relevance. Ripple makes that the heart of its experience.”

Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa Ripple lebih memberikan aksentuasi khusus pada sebaran informasi berbasis lokasi, dimana mungkin saja informasi yang disajikan tidak menarik bagi seseorang yang berada jauh dari lokasi posting konten ditayangkan, namun menjadi sangat bermanfaat bagi orang yang berada atau kebetulan berada di lokasi yang sama.

Screenshot_2016-02-06-09-02-46

Sajian informasi saya mengenai nasi goreng Jenewa misalnya, mungkin tidak relevan bagi seseorang yang tinggal dan berada di Tangerang, namun akan menjadi sesuatu yang istimewa jika seseorang yang tinggal di Cikarang yang mungkin kebetulan mengalami kelaparan di tengah malam dan sedang mencari lokasi kuliner malam terdekat. Di Ripple informasi lokasi terdekat bisa dilihat di “Nearby” serta bila ingin melihat lokasi lainnya, kita tinggal memilih “Everywhere”. Kita juga bisa menambahkan preferensi lokasi yang diinginkan dengan menekan tombol “Add Location”.

ripple

Topik-topik yang disajikan Ripple dibagi dalam beberapa kategori seperti “Breaking News”, “Untold Stories”, “Funny & Cool”, “Arts & Culture”, “Politics & Change”, dan “Just Because”. Redaksi Ripple juga akan memilih topik-topik yang menarik dan dimuat di halaman depan termasuk kontributor paling aktif dengan kategori “Featured”.

Bagi blogger, Ripple menjadi sebuah alternatif media sosial yang cukup mumpuni untuk membagi informasi lewat postingan di blognya. Reportase Jurnalisme Warga justru menjadi salah satu konten andalan yang relevan untuk diangkat melalui Ripple. Cukup menyertakan foto dan cerita pengantar (maksimal 1000 karakter) dan meletakkan tautan ke blog disana, kita bisa menyebarkan informasi tersebut lewat Ripple.

Ulasan tematik mengenai foto dan kisah kuliner khas daerah, tempat wisata dan oleh-oleh, acara seni, aktifitas komunitas sekitar, sosok inspiratif, hal-hal unik, bahkan cerita-cerita hantu fenomenal ala “urban legend” setempat bisa dibagikan melalui Ripple dan berpotensi menjadi viral jika memang tema yang disajikan memang menarik dan bermanfaat.

Nah, anda tertarik bergabung bersama Ripple?

 

 


P3I PII : MERETAS JALAN MENUJU INSINYUR PROFESIONAL

$
0
0

p31-1

Hari Rabu (9/3) saat rona gerhana mewarnai langit pagi Jakarta, saya bersama rekan kantor saya, Ishak Lambang Karunia serta adik angkatan saya di Teknik Mesin UNHAS yang juga tetangga di Perumahan Cikarang Baru, Yusnawir Yusuf, tiba di Gedung BPPT Jln.MH.Thamrin, Jakarta.  Kami bergegas menuju lantai 2, lokasi pelaksanaan Program Pembinaan Profesi Insinyur (P3I) yang diselenggarakan oleh PII (Persatuan Insinyur Indonesia) bekerjasama dengan IKA Teknik UNHAS dan Ikatan Sarjana Perkapalan (ISP) UNHAS.

Setelah melakukan proses registrasi ulang, saya memasuki ruangan dan menyapa beberapa rekan alumni Teknik UNHAS, baik yang menjadi peserta maupun sebagai narasumber kegiatan ini (Ir.Habibie Razak, MM, IPM, ASEAN Eng & Ir.Muh.Sapri Pamulu, M.Eng, PhD). Ada 37 peserta yang hadir mengikuti kegiatan ini dan berasal dari berbagai perusahaan yang terkait dengan bidang keteknikan.

Sejak menjadi moderator dalam seminar setengah hari bersama PII, IKA Teknik UNHAS wilayah Sulawesi dan Fak.Teknik UNHAS Kampus Gowa, pada tanggal 5 Desember 2015 tahun lalu,  minat saya untuk segera bergabung dengan PII kian menggebu. Akhirnya niat saya untuk bergabung bersama wadah Insinyur Indonesia dan bersiap meretas jalan menuju Insinyur Profesional kian terbuka lebar dengan mengikuti Program ini.


p3i-3
Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars PII. Selanjutnya Ketua IKA Teknik Unhas, Haedar.A,.Karim menyampaikan kata sambutan dengan wajah sumringah. “Sejak MoU antara IKA Teknik UNHAS dan PII ditandatangani tahun lalu, sinergi strategis antara kedua lembaga ini berlangsung intens termasuk dengan menyelenggarakan Program Pembinaan Profesi Insinyur yang juga memang merupakan salah satu Kegiatan unggulan IKA Teknik UNHAS,”ujarnya antusias. “Kami berharap, melalui Program ini akan dapat menghasilkan lebih banyak lagi Insinyur profesional khususnya dari Unhas untuk membangun bangsa ini ke arah lebih baik,”tambah Haedar yang juga adalah Direktur Pemasaran & Pengembangan PT Nindya Karya (Persero) penuh semangat.

Seusai membuka secara resmi pelaksanaan P3I, Direktur Eksekutif PII Ir.Rudianto Handojo, IPM menyajikan materi mengenai Sosialisasi UU No.11/2014 tentang Keinsinyuran. Menurutnya, dengan telah diimplementasikannya kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sejak 31 Desember 2015 yang, salah satunya, adalah liberalisasi jasa keinsinyuran membuat PII menghadapi tantangan yang kian berat.  Dengan diberlakukannya UU No. 11/2014 tentang Keinsinyuran,  tentu akan meningkatkan peran PII dalam kemitraan dengan perguruan tinggi, industri, pemerintah dan hadir di masyarakat dengan mengupayakan solusi atas berbagai masalah, serta terus mengembangkan profesionalisme insinyur Indonesia, melakukan tatakelola organisasi yang akuntabel, Tantangan yang dihadapi tentulah haruslah disiasati secara tegas, lugas dan cerdas terlebih menghadapi persaingan lebih ketat dengan Insinyur-Insinyur dari luar negeri yang sangat berambisi untuk masuk dan berkiprah di Indonesia.

p3i-4

PII-5

“Jangan sampai dengan jumlah insinyur/satu juta jiwa yang lebih rendah dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, kita kelak hanya jadi “penonton” ketika insinyur asing datang “menyerbu” negara kita. Untuk itu PII akan terus berusaha mengupayakan penumbuhan jumlah insinyur seiring kualitas kompetensi yang dimiliki dan disaat yang sama mendorong penambahan kebutuhan insinyur. Persatuan Insinyur Indonesia (PII), sebagai organisasi profesi insinyur berkewajiban untuk mempersiapkan tenaga-tenaga insinyur Indonesia agar lebih siap terjun ke dunia kerja secara professional mengikuti standar kompetensi yang dipersyaratkan,” tambahnya lagi.

sapri

Seusai Coffee break, kami lalu menerima materi mengenai Pengenalan Organisasi PII oleh Ir.Habibie Razak, MM,IPM, ASEAN Eng serta materi Kode Etik & Advokasi Profesi oleh Ir.Muh.Sapri Pamulu, M.Eng, PhD. Dalam presentasinya, M.Sapri Pamulu menjelaskan bahwa  Catur Karsa dan Sapta Dharma adalah Kode Etik yang menjadi prinsip landasan dan pedoman tuntunan bersikap dan ber perilaku bagi setiap Insinyur dalam melaksanakan Praktik Keinsinyuran dan PII sebagai organisasi profesi keinsinyuran bertugas memberi perlindungan dan advokasi bagi Anggota PII yang diduga terlibat pelanggaran kode etik dan standar praktik keinsinyuran.

“Sistem perlindungan Insinyur melalui Advokasi dan Asuransi Indemnitas Profesi (Professional Indemnity Insurance) berskala nasional dan internasional adalah salah satu agenda PII untuk segera direalisasikan dan diimplementasikan,”kata penyandang gelar Master in Engineering Project Management (VU Melbourne) serta Ph.D di bidang Manajemen Strategi di QUT Brisbane dan kini menjabat sebagai Management Strategist PT Wiratman Jakarta ini dengan mata berbinar.

01-05-15b-743x548 01-05-15a-730x567
Seusai makan siang materi selanjutnya dibawakan oleh Ir.Tjipto Kusumo, IPM dengan tema “Pengenalan Sistem Sertifikasi Insinyur Profesional dan Penjelasan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)”. Pak Tjipto memaparkan Sertifikasi Insinyur Profesional PII melalui tiga jenjang yaitu: Insinyur Profesional Pratama (IPP) lalu Insinyur Profesional Madya (IPM)  dan Insinyur Profesional Utama (IPU).

pei-2

Program tersebut dilakukan lewat mekanisme rekognisi pembelajaran lampau yang mengidentifikasi rekam jejak pengalaman dan kompetensi Insinyur yang akan disertifikasi melalui Badan Kejuruan masing-masing. Sertifikasi dari PII ini sudah mendapat pengakuan internasional dari Australia & Selandia Baru, ASEAN Engineer dan APEC Engineer, serta pengakuan dalam negeri melalui UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dan juga UU No. 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran.

pii ikrar

Pada kesempatan berikutnya tampil Ir.Rudy Purwondho,Msc, MBA, IPM yang juga merupakan Sekjen Badan Kejuruan Mesin (BKM) PII serta salah satu Majelis Penilai di BKM POO. Beliau menyajikan materi “Penjelasan Bakuan Kompetensi Insinyur Profesional”. Menurutnya, Bakuan kompetensi merupakan alat ukur Insinyur Profesional dimana bakuan ini dibagi menjadi dua bagian besar yakni unit kompetensi Wajib dan Pilihan. Bagi mereka yang ingin mengajukan sertifikasi harus mengisi FAIP (Form Aplikasi Insinyur Profesional) dengan menguraikan secara rinci urutan pengalaman berdasarkan rekognisi pembelajaran lampau.

Berdasarkan isian tersebut Majelis Penilai akan melakukan evaluasi dengan bobot yang telah ditentukan. Apabila score diatas 300 maka berhak atas sertifikasi IPP, jika diatas 3000 mendapatkan sertifikasi IPM dan untuk score diatas 6000 berhak mendapatkan sertikasi IPU. Khusus untuk pengajuan sertifikasi IPM dan IPU, Majelis Penilai akan melakukan wawancara verifikasi kepada kandidat berdasarkan FAIP yang diajukan. Diharapkan mulai pertengahan 2016, seluruh sarjana teknik diwajibkan untuk mengikuti sekolah kompetensi profesi untuk mendapatkan gelar Insinyur selama 6 bulan atau setara 24 SKS, setelah menjadi Sarjana Teknik. Dengan adanya pendidikan profesi ini diharapkan lulusan-lulusan program studi teknik memiliki daya saing yang tinggi, terutama dengan para lulusan luar negeri. Diharapkan, dengan adanya peningkatan kompetensi, peran insinyur pun dapat lebih ditingkatkan di industri nasional.

Ir.Ngadiyanto,SE.IPM yang juga adalah Wakil Direktur Eksekutif PII memberikan materi terakhir berupa penjelasan tatacara dan prakter pengisian FAIP. Kami diberikan contoh termasuk kiat-kiat mengisi form FAIP yang praktis namun memiliki “nilai jual” serta mampu “menggugah” Majelis Penilai. Rangkaian acara P3I berakhir pukul 17.00 sore dengan ditandai pembacaan ikrar Kode Etik Insinyur Indonesia yakni Catur Karsa (Prinsip-Prinsip Dasar) dan Sapta Dharma (Tujuh Tuntunan Sikap) oleh DR.Ir.Muhammad Rusman, Ketua PII Cabang Makassar dan diikuti oleh seluruh peserta.

SILATURRAHMI IKA UNHAS JABODETABEK : JAUH DI RANTAU, DEKAT DI PERANTAUAN

$
0
0

IKAUH1
Suasana dan aura meriah begitu terasa saat saya menginjakkan kaki di Hanggar futsal Pancoran, Sabtu pagi (12/3). Di tempat ini dilaksanakan acara Silaturrahmi IKA UNHAS Jabodetabek dalam rangka menyongsong 60 tahun UNHAS yang diikuti oleh alumni Unhas dari berbagai fakultas. Pada kesempatan tersebut, dilaksanakan pula pertandingan futsal antar IKA Fakultas, pertandingan domino, Live Music dan Tudang Sipulung (Diskusi santai) seputar masalah alumni dan UNHAS. Ini adalah kali kedua saya datang ke lokasi ini, setelah bulan Desember silam saya datang menghadiri acara ulang tahun kedua Futsal IKA Teknik Unhas.

Saya segera menyapa beberapa kawan alumni, salah satunya Syahrir Rasyid, redaktur senior Media Nusantara Citra yang juga menjadi mentor saya saat saya menjadi reporter penerbitan kampus “Identitas” Unhas tahun 1990 (waktu itu beliau menjadi Redaktur Pelaksana “Identitas”). Sementara itu pada dua lapangan futsal yang disewa, terlihat pertarungan sengit grup Futsal antar fakultas berjibaku memperebutkan piala bergilir IKA UNHAS Jabodetabek. Beberapa senior yang telah cukup “berumur” tak mau kalah ikut memeriahkan kompetisi futsal walaupun hanya tampil beberapa menit saja di lapangan. “Yang penting kita tetap punya semangat, walau ngos-ngosan !,” kelakar Hendra Noor Saleh, Direktur PT Dyandra Promosindo ini dengan wajah sumringah.

11218698_10153981008633486_6165168855101854129_n

Saya menebar pandangan ke sekeliling terlihat kurang lebih 300-an orang alumni datang menghadiri acara ini dan berbaur akrab, berbincang santai dan mengenang masa-masa indah saat kuliah di kampus Tamalanrea dulu. Semua larut dalam kebersamaan, melepaskan batas-batas senior-junior dan perbedaan fakultas atau jurusan. Pada meja yang disediakan, nampak sejumlah kuliner khas makassar seperti songkolo’, sop ubi, jalang kote’, dan lain-lain tersaji menggugah selera.

12814007_10208716804422228_6380366290517494269_n

Panggung Live Music tiba-tiba menggoda batin saya untuk tampil kembali menyumbangkan suara. Dengan diiringi grup band PT Putra Transpor Nusantara, saya menyanyikan lagu “My Way” & “I Don’t Wanna Talk About It”. Turun dari panggung, saya segera bergabung mengikuti kompetisi domino. Bila bulan Desember lalu saya berpasangan dengan Tomi Lebang, kali ini pasangan saya adalah Aam Amrah adik angkatan saya dari Teknik Elektro.  Kami sempat berjaya di partai penyisihan namun akhir tumbang juga di partai berikutnya. Nampaknya saya perlu lebih mengasah kemampuan di bidang permainan domino ini :)

Semakin siang, suasana semakin meriah. Sejumlah senior era 70-an ikut bergabung seperti Prof.Faisal Abdullah, SH, lalu ada mantan anggota DPR-RI Ibu Mubha Kahar Muang, Ibu Oelfah.A.Syahrullah Harmanto, dan lain-lain. Saya ikut pula “menyerbu” ke tumpeng kaddo’ minnya’ setelah dipotong terlebih dahulu oleh Ketua IKA UNHAS Jabodetabek A.Razak Wawo. Nikmat sekali kaddo’ minnya’ yang merupakan sajian kuliner khas setiap acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Sulawesi Selatan.

971458_10153981010693486_1306850403763333248_n

Seusai istirahat siang, acara dilanjutkan dengan Tudang Sipulung yang menghadirkan sejumlah tokoh alumni Unhas menyajikan tanggapan dan pandangannya pada almamater menjelang usianya ke 60 tahun. “Momen ini sangat berharga buat kita semua, karena walaupun kita jauh di rantau tetapi tetap dekat di perantauan,” demikian ungkap Andi”Doi”Sofyan, ketua panitia pelaksana Silaturrahmi IKA UNHAS Jabodetabek membuka acara “Tudang Sipulung” dengan antusias.

12821385_10154106040532625_1069172421938309270_n

Dalam kesempatan tersebut tampil Ir. Muh.Sapri Pamulu, M.Eng, PhD dari Departemen Riset, Teknologi & Pendidikan Tinggi IKA UNHAS Jabodetabek mengemukakan paparan tentang rencana strategis Unhas serta sejumlah masukan untuk upaya pencapaian rencana tersebut.  Uraian dari mantan Ketua Senat Fakultas Teknik Unhas 1991-1992 ini bisa dibaca pada slide dibawah ini:

“Kita akan bahas lebih lanjut materi dalam sesi tersendiri, namun setidaknya kita sudah bisa mendapatkan gambaran sekilas mengenai rencana strategis UNHAS kedepan serta bagaimana peran kita sebagai alumni untuk dapat membantu, mendukung dan merealisasikan rencana tersebut secara tepat,” ungkapnya penuh semangat.
1536515_10153981010528486_5975953776870763894_n
Setelah itu tampil ketua IKA UNHAS Jabodetabek, A.Razak Wawo yang menyatakan bahwa kegiatan Silaturrahmi IKA UNHAS kali ini menjadi momentum terbaik bagi segenap alumni untuk berkonsolidasi bersama dalam suasana penuh kekeluargaan. “Selain acara ini, IKA UNHAS Jabodetabek–sebagai rangkaian Dies Natalis UNHAS ke-60–kami juga menyelenggarakan kegiatan Lomba Blog serta Seminar Pangan yang akan diadakan pada tanggal 20 April 2016 di Bogor. Dukungan dan partisipasi alumni tentu saja kami harapkan untuk menyukseskannya,” ujar beliau dengan mata berbinar.
3397_10153981011043486_281072435552803645_n
“Saya berharap agar peran alumni semakin diperhitungkan dalam menggagas keputusan-keputusan penting bagi pengembangan UNHAS di masa datang,” demikian ujar Hj.Mubha Kahar Muang, SE yang juga adalah anggota Dewan Pembina IKA UNHAS Jabodetabek dengan suara lantang.  Direktur Utama PT Putra Transpor Nusantara dan mantan anggota DPR RI ini kemudian menegaskan bahwa pada usia ke 60 tahun nanti, UNHAS diharapkan kian mengokohkan perannya sebagai universitas terkemuka di Indonesia Timur, bereputasi International berbasis benua maritim Indonesia.
Rangkaian acara silaturrahmi IKA UNHAS Jabodetabek ini berlangsung hingga pukul 16.30 sore dan diakhiri dengan penyerahan hadiah lomba domino dan kompetisi futsal memperebutkan piala bergilir IKA UNHAS Jabodetabek.

 

PROGRAM BODY KEY : TRANSFORMASI “WEIGHT MANAGEMENT” DENGAN PENDEKATAN PERSONAL

$
0
0

IMG_20160315_144235Unlock A New You !

Tulisan yang lumayan “provokatif” dan bikin penasaran itu terlihat pada sebuah standing banner di lokasi peluncuran Program Body Key Indonesia, Amway Flagship Store, Mal Kota Kasablanka lantai 2, Selasa siang (15/3). Saya hadir memenuhi undangan peluncuran program ini disertai rasa ingin tahu yang besar : seperti apa sebenarnya solusi “weight management” dengan pendekatan personal yang ditawarkan serta mampu membuka “kunci” menuju “sosok” kita yang baru. Selain itu tentu saja “kegairahan” saya untuk bersemangat hadir adalah mendapatkan gambaran tipe diet yang pas bagi tubuh saya yang montok menggemaskan berbobot satu kuintal plus sedikit ini :)

IMG_20160315_133139Acara dibuka oleh M.Rizal Arnex, Deputy General Manager PT Amway Indonesia. “Body Key Indonesia ini sebenarnya bukanlah semata sebuah produk, tetapi juga sebuah program pengelolaan berat badan yang komprehensif, holistik dan personal disesuaikan dengan situasi serta kondisi pengguna yang bersangkutan,” ucap Rizal antusias.

“Melalui program Body Key ini,”lanjut Rizal,”solusi diet disajikan secara lebih aman dan sehat dengan menggabungkan keunggulan produk-produk natural berkualitas, Nutrilite, yang telah melalui riset yang intens dan mendalam serta dipadukan dengan penilaian personal berbasis ilmiah melalui dukungan alat pengukur digital InBody Band serta aplikasi terintegrasi mobile Body Key yang melengkapinya”.

 

IMG_20160315_135000

Pada sesi selanjutnya,Periset Senior dan Investigasi Klinis Amway, Kristin.L. Morris PhD tampil memaparkan keunggulan program Body Key.

Kristin yang mengawali karirnya di Amway pada tahun 2012 dan meraih gelar Doktor di bidang Nutrition Biochemistry di University of Tennesse, Knoxville menjelaskan sejumlah studi menampilkan fakta bahwa pemicu utama munculnya persoalan berat badan yang tidak ideal adalah pada gaya hidup yang tidak sehat. Obesitas menjadi faktor kunci munculnya beragam penyakit kronis seperti serangan jantung, stroke maupun diabetes serta menurunnya kualitas hidup.

“Ironisnya,”ungkap Kristin,”jumlah penderita obesitas di Indonesia cukup besar, bahkan sekarang Indonesia berada di peringkat 10 dunia dengan rasio penderita satu dibanding lima. Bila tak segera diantisipasi pada tahun 2030 jumlah penderita obesitas dan kelebihan berat badan di Indonesia bisa mencapai 21,3 juta jiwa.

Upaya preventif harus segera dilakukan agar kenaikan jumlah penderita obesitas tidak naik secara signifikan bahkan bila perlu diminimalisir serendah mungkin. Program Body Key ditawarkan sebagai jalan keluar yang langsung menyasar ke simpul persoalan sesungguhnya.

IMG_20160315_151947“Pendekatan transformasi gaya hidup lewat program Body Key diawali dengan proses Body Key Personalized Assesment Test kepada pengguna yang ujung-ujungnya menghasilkan saran serta rekomendasi ilmiah yang sesuai dengan kebutuhan. Fokus penilaian pada 6 komponen utama gaya hidup yaitu : pola makan, aktifitas fisik, pola pikir, tingkat stress, tidur dan kebiasaan makan. Penilaian yang dihasilkan tentu akan berbeda pada setiap individu”, tambah Kristin yang dalam penelitian doktoralnya membahas mengenai obesitas vitro dan fauna yang bertitik fokus pada peran makronutrien dan produk susu dalam memicu munculnya obesitas.

“Program Body Key lebih menekankan pentingnya memahami kondisi orang per orang sebelum memberikan rekomendasi yang tepat, karena tentunya setiap orang memiliki aktifitas, tingkat stress, kualitas tidur, pola fikir, kebiasaan makan dan tidur yang berbeda. Justru faktor-faktor inilah menjadi variabel penting dalam membantu setiap individu meraih impian berat badan ideal mereka,”

“Dengan mengikuti program Body Key, pengguna akan mengkonsumsi asupan tinggi serat yang tidak mengandung bahan pengawet, pewarna maupun pemanis buatan sehingga aman bagi tubuh. Kandungan protein yang dimiliki ditambah serat, 25 vitamin dan mineral akan sangat efektif mengendalikan asupan kalori pengguna. Hasil riset menunjukkan dengan minum Body Shake 1 kali sehari dan disertai olahraga secukupnya akan efektif untuk mengelola berat badan,”lanjut Kristin penemu banyak paten, yang berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 8 kg selama 6 minggu setelah mengikuti program Body Key ini

IMG_20160315_145315Acara kian semarak dengan talkshow yang menghadirkan dua pembicara tambahan lain yakni Sonja Agustina, Crown Amway Business Owner yang juga adalah seorang penyanyi dan Fajar Arifin drummer dari grup band Alexa. Mereka berdua menyampaikan testimoni setelah mengikuti program Body Key.

“Saya sangat terbantu dalam mengelola berat badan setelah mengikuti program Body Key ini. Terlebih dengan adanya fasilitas InBody Band yang terintegrasi secara digital dengan perangkat mobile, saya jadi lebih mudah mendapatkan informasi akurat mulai dari ukuran massa lemak dan tubuh, intensitas olahraga termasuk monitoring detak jantung serta diselaraskan dengan pola asupan kalori yang tepat sesuai kebutuhan,” kata Sonja dengan wajah sumringah.

Cdk1HRDUAAAGBgR

Sementara itu, Fajar Alexa yang pada Agustus 2015 lalu berhasil menyelesaikan ajang IRONMAN 70.3 di Cebu, Filipina mengaku mendapatkan banyak manfaat setelah mengikuti program Body Key. “Melalui program ini, saya mampu menyeimbangkan secara tepat pola makan, kebiasaan makan dan tidur, berolahraga serta aktifitas fisik tanpa harus khawatir kelebihan berat badan. Dengan asupan kalori yang terkendali saya lebih bugar, sehat dan bersemangat menghadapi hidup,” ucap Fajar yang pada event IRONMAN 70.3 di Cebu tahun lalu berhasil menyelesaikan renang sejauh 1,9 kilometer, sepeda 90 kilometer dan lari 21,1 kilometer dalam catatan waktu 6.29.51.

Di akhir acara, penyelenggara memberikan hadiah kepada 5 orang pemenang lomba live tweet dengan tagar #bodykeyindonesia dimana pada waktu yang sama pula berhasil menjadi trending topic di linimasa twitter. Alhamdulillah, saya berhasil menjadi salah satu pemenangnya. Sebagai apresiasi pula kepada blogger yang hadir dalam acara tersebut, diberikan hadiah pada 2 orang blogger yang beruntung (Nita Sellya & Febry Meuthia) untuk mencoba program body key selama 60 hari.

Selamat atas peluncuran program Body Key Indonesia !

SELAMAT JALAN MBAK AJENG, BLOGGER SEJATI YANG TAK PERNAH LETIH BERJUANG

$
0
0

jengkol-1Kabar duka itu datang begitu menyentak nurani.

Tadi malam saat membaca informasi dari mbak Mira Sahid di WA Grup Blogger Bekasi tentang meninggalnya mbak Ajeng (nama lengkapnya Raden Ajeng Nunuk Purwaningsih) sekjen ASEAN Blogger dan Pengurus Blogger Bekasi, saya seperti tak percaya : sosok perempuan cerdas dan tangguh itu telah berpulang ke haribaanNya.

Mbak Ajeng–begitu saya memanggilnya –wafat karena sakit gagal ginjal yang dideritanya, hari Rabu sore (16/3) dan telah dimakamkan di Tambun, Bekasi pada hari yang sama. Tiba-tiba mata saya basah dan kenangan indah bersama mbak Ajeng mendadak berkelebat cepat di benak.Kesedihan terasa begitu menikam di dada.

“Mas Amril harus yakin pada apa yang kita perjuangkan. Kalau memang kita yakin dapat menyelenggarakan ASEAN Blogger Festival (ABFI) di Solo, yo wes, ayo, kita jalankan. Jangan mundur. Jangan setengah-setengah. Kita tidak sedang membuktikan apapun disini. Kalaupun ada, kita buktikan keyakinan kita, perjuangan kita mewujudkannya !,” tegas mbak Ajeng dengan mata menyala penuh semangat mencoba melerai kegundahan saya menjelang pelaksanaan pre-event ABFI yang dilaksanakan di Gedung Carakaloka, Pusdiklat Kementerian Luar Negeri RI, hari Sabtu (20/4/2013).

Saya memang menyimpan keraguan dalam hati untuk melaksanakan kegiatan akbar yang akan melibatkan ratusan blogger ini di Solo. Tidak hanya karena keterbatasan sumber daya panitia yang terlibat, waktu persiapan yang singkat namun juga kepastian sponsor yang akan ikut menyokong acara ini belum diperoleh. Tapi apa yang diungkapkan mbak Ajeng seperti membangunkan saya dari pesimisme tak beralasan.

10660202_10154044000867959_807429597372869266_n

Saya menyaksikan kesungguhan di raut wajah mbak Ajeng dan spontan membangkitkan semangat saya untuk mewujudkan impian kami itu bersama-sama. Alhamdulillah, event ABFI 2013 yang dilaksanakan di Solo tanggal 9-12 Mei 2013 berjalan lancar dan sukses, dihadiri oleh 300-an blogger seluruh Indonesia dan perwakilan blogger negara ASEAN.

“Tuh kan mas acara ABFI semuanya berjalan lancar. Tak ada yang tak mungkin kalau kita yakin dan berusaha,juga terus berdoa,” kata mbak Ajeng sambil tersenyum seusai acara makan malam perpisahan bersama wakil blogger negara ASEAN di Restoran Goela Kelapa (11/5).

Saya begitu takjub pada keuletan dan keteguhan sikap perempuan yang juga adalah staf pengajar di Fak.Kedokteran UI Salemba ini dalam memperjuangkan sesuatu yang diyakininya. Tidak semata pada kegiatan ASEAN Blogger saja, namun saat-saat awal ketika kami di komunitas blogger Bekasi menggagas pertemuan nasional Amprokan Blogger 2010 serta rangkaian acara blogger bekasi lainnya, mbak Ajeng selalu memberikan ide-ide segar dan orisinil, bahkan langsung menuangkannya dalam bentuk proposal yang aplikatif dan terperinci. Tak heran di komunitas kami, mbak Ajeng menjadi “Spesialis Proposal Kegiatan” yang handal. Jejaring dan pergaulannya yang berasal dari kalangan beragam membuat mbak Ajeng dikenal luas. Tak berhenti di komunitas Blogger, mbak Ajeng ikut pula menjadi aktifis Gerakan Nasional Anti Miras bersama ibu Fahira Idris serta berbagai gerakan sosial lainnya.

Saya mulai mengenal mbak Ajeng sejak Pesta Blogger kedua tahun 2008. Waktu itu, ia juga terlibat aktif di komunitas blogger Multiply. Dalam beberapa kali kesempatan acara “Blogilicious” (workshop blog yang diselenggarakan oleh IDBlognetwork) tahun 2011-2012 saya dan mbak Ajeng kerap kali diundang mengisi acara sebagai narasumber di berbagai kota di Indonesia.

12512484_10153996432048486_3066707315494235425_n

Mbak Ajeng bukanlah sosok yang pelit berbagi ilmu dan pengalaman. Kemampuannya berkomunikasi dan berinteraksi menjadi bekal berharga sebagai narasumber dalam event Blogshop. Semangatnya yang pantang menyerah adalah karakter khas yang melekat pada dirinya. Saat kami menjadi narasumber Blogilicious di Palembang bulan Juni 2011 , mbak Ajeng tetap memaksakan tampil membawakan materi meski ketika itu kakinya sedang bengkak karena asam urat. “Gak apa-apa mas Amril, saya bisa kok. Malah nambah sakit kalau sampai saya gak bisa membawakan materi. Ini amanah yang harus dijalankan,” katanya sambil tersenyum.

Pulang dari Palembang, dari bandara Soekarno Hatta kami berdua naik taksi ke arah Bekasi. Kebetulan kami tinggal searah dan saya berkeras untuk mengantarnya langsung ke rumah. “Saya diturunkan di Tol Bekasi Timur saja mas, saya titip motor saya di salah satu penitipan motor dekat tol. Mas Amril langsung terus aja ke Cikarang. Tidak apa-apa kok, kaki saya sudah mendingan,” kilahnya halus meski saya tetap berusaha memaksanya untuk antar ke rumah. Dari dalam kabin taksi saya melihat mbak Ajeng melambaikan tangan seraya tertawa ringan dan melangkah dengan agak terpincang ke tempat penitipan motor.

Mbak Ajeng adalah sosok yang tegar dan tak ingin berkeluh kesah secara berlebihan apalagi di media sosial. Sedapat mungkin ia berusaha untuk menyembunyikan sakit yang dialami.  ”Saya tak mau banyak menyusahkan orang lain mas,” katanya lirih suatu ketika di sela-sela persiapan acara Amprokan Blogger Bekasi tahun 2011.  Tiga tahun silam mbak Ajeng pernah dirawat di salah satu rumah sakit di Cibitung dan nanti pada hari ketiga setelah perawatan kami baru tahu kondisi sebenarnya.

418578_361778070517118_136273118_n

Saya tidak ingat benar kapan terakhir pertemuan kami secara fisik. Namun sekitar Oktober 2015 silam saya sempat meneleponnya sekedar menanyakan kabar. Sayang perbincangan kami tak lama karena mbak Ajeng ada keperluan mendadak. Saat mulai heboh Pilpres 2014, saya meneleponnya soal pilihan politik yang diambil dan ternyata berbeda dengan pilihan politik saya. “Kita tetep temenan lho mas Amril walaupun “jagoan” kita (di Pilpres) berbeda. Pokoknya santai aja deh,mas,” seloroh perempuan yang juga aktif sebagai kader di salah satu Partai Politik Indonesia ini di ujung telepon. Suaranya terdengar renyah dan ramah. Mbak Ajeng memang tidak berubah.

Dalam suasana kesedihan yang mendalam, saya berdoa semoga arwah mbak Ajeng Khusnul Khotimah, mendapatkan tempat terindah dan terbaik di sisi Allah SWT, diampunkan dosa-dosanya serta keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan. Ada banyak kesan yang diwariskan oleh penyuka lagu “Tak Kan’ Terganti (Kahitna)” ini, terutama semangat juang untuk meraih impian dengan penuh keyakinan.

Selamat jalan mbak Ajeng. Terimakasih atas segala kebaikan, ketulusan persahabatan dan inspirasi kehidupan yang mengalir deras kepada kami.

Dan malam ini, saya membaca ulang puisi yang pernah dituliskan mbak Ajeng di blognya 7 tahun silam. Sebuah puisi yang menyiratkan banyak makna dan hikmah terutama untuk kita yang telah ditinggalkannya:

Perlahan tubuhku ditutup tanah
Perlahan semua pergi meninggalkanku
Masih terdengar jelas langkah langkah terakhir mereka
Aku sendirian di tempat gelap yang tak pernah terbayang
sendiri … menunggu keputusan

Kekasih belahan hati, belahan jiwa pun pergi,
Kawan dekat .. rekan bisnis … atau orang-orang lain,
aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka.

Kekasihku menangis, sangat pedih, aku pun demikian,
Mereka menangis, tak kalah sedih, dan aku juga,

Tangan kananku menghibur mereka,
kawan dekatku berkirim bunga dan ucapan,
tetapi aku tetap sendiri, disini
menunggu perhitungan

Menyesal sudah tak mungkin,
Tobat tak lagi dianggap,
dan ma’af pun tak bakal didengar
aku benar-benar harus sendiri

Tuhanku,
[entah dari mana kekuatan itu datang, setelah sekian lama aku tak lagi dekat denganNya]

Jika Kau beri aku satu lagi kesempatan,
Jika Kau pinjamkan lagi beberapa hari milikMu
beberapa hari saja

Aku harus berkeliling, memohon ma’af pada mereka,
yang selama ini telah merasakan zalimku,
yang selama ini sengsara karena aku,
yang tertindas dalam kuasaku.
yang selama ini telah aku sakiti hati nya
yang selama ini telah aku bohongi

Aku harus kembalikan, semua harta kotor ini,
yang kukumpulkan dengan wajah gembira,
yang kukuras dari sumber yang tak jelas,
yang kumakan, bahkan yang kutelan.
Aku harus tuntaskan janji janji palsu yg sering ku umbar
dulu

Dan Tuhan,
beri lagi aku beberapa hari milikMu
untuk berbakti kepada ayah dan ibu tercinta
teringat kata kata kasar dan keras yg menyakitkan hati
mereka

maafkan aku ayah dan ibu
mengapa tak kusadari betapa besar kasih sayang mu
beri juga aku waktu,
untuk berkumpul dengan kekasihku
untuk sungguh sungguh beramal soleh

Aku sungguh ingin bersujud dihadapMu,
bersama mereka ….
begitu sesal diri ini
karena hari hari telah berlalu tanpa makna
Penuh kesia – siaan
Kesenangan yang pernah kuraih dulu
Tak ada artinya sama sekali
Mengapa ku sia sia saja, waktu hidup yang hanya sekali itu
Andai ku bisa putar ulang waktu itu

Aku dimakamkan hari ini
Dan aku harus sendiri
Untuk waktu yang tak terbayangkan

BLOGGER GATHERING MOBIL123 : MENEMUKENALI MOBIL PILIHAN IDAMAN KELUARGA

$
0
0

12915004_10205582904915301_1138155484_oMentari akhir Maret menyapa hangat saat saya tiba di Pisa Cafe Mahakam lokasi blogger gathering bersama Mobil123 bertema “Tips Mencari Mobil Idaman Keluarga” , Selasa (29/3). Beberapa rekan blogger seperti Teteh Okti dari Cianjur, Nchie Hanie dari Bandung, mbak Ani Berta, mas Teddy Rustandi, mbak Haya Aliya Zaki, mbak Myra Anastasia dan lain-lain telah hadir dan kami saling bertukar kabar karena lumayan lama tak bertemu hanya saling sapa lewat media sosial. Saya disambut ramah oleh rekan-rekan Mobil123 dan setelah mengisi buku tamu saya memasuki ruangan yang sudah separuhnya terisi oleh blogger dan wartawan berbagai media.

Sebelum acara dimulai kami dipersilahkan mencicipi hidangan coffee break yang sudah disiapkan. Tepat pukul 11.00 acara dimulai dengan dipandu oleh pembawa acara yang lincah dan atraktif. Dibuka oleh kata sambutan dari Pak Irwan yang mewakili Mobil123, kegiatan gathering ini diharapkan menjadi ajang berbagi yang bermanfaat mengenai tips memilih mobil idaman keluarga.

Screenshot - 30_03_2016 , 10_15_43“Industri mobil memberikan sumbangan yang sangat besar bagi dunia. Untuk memproduksi 60 juta kendaraan dibutuhkan 9 juta orang yang bekerja secara langsung. Bahkan jika industri otomotif diibaratkan suatu negara maka kekuatan ekonominya berada di posisi ke-6 terbesar dunia. Sejak tahun 2012 total penjualan mobil di dunia melebihi 80 juta unit. Bahkan, pada tahun 2012, penjualan mobil dunia berkisar di 89,68 juta unit. Sementara itu Penjualan mobil baru di Indonesia mulai menjejak di angka 1 juta unit sejak 2012. Meski tahun lalu mengalami perlambatan tetap saja penjualan berada di angka diatas 1 juta unit,” katanya dengan nada bersemangat.

“Mobil123 sebagai portal otomotif nomor 1 di Indonesia berusaha mengakomodir antusiasme konsumen dengan menyiapkan referensi digital terpercaya plus beragam fitur bermanfaat yang bisa diakses lewat website maupun perangkat mobile. Kami menyajikan informasi ribuan mobil baru dan mobil bekas yang dijual oleh ribuan dealer dan pedagang. Acara ini merupakan bagian dari komitmen Mobil123 untuk berkontribusi melalui upaya berbagi tips dan kiat mencari mobil idaman keluarga,”tambahnya lagi.

Screenshot - 30_03_2016 , 10_56_56Setelah itu tampil Pak Paulus.S.Firmanto,mantan direktur salah satu perusahaan otomotif Indonesia terkemuka menyajikan materi bertema “Resale Value sebagai Pertimbangan Dalam Membeli Mobil Keluarga”. Dengan gaya yang memikat Pak Paulus menguraikan bahwa dalam soal pemilihan kendaraan, keluarga Indonesia pada umumnya mempertimbangkan faktor daya muat, harga, irit bahan bakar & kemudahan perawatan serta Resale Value. Faktor tambahan lainnya adalah fitur keamanan/keselamatan. desain serta fitur hiburan.

Resale Value, menurut Pak Paulus, memang kerap menjadi pertimbangan utama dalam memilih kendaraan kendati demikian tidak selamanya begitu, sebab pertimbangan tingkat kebutuhan, perilaku serta tujuan membeli kendaraan itu sendiri mempengaruhi motivasi calon pembeli.

“Jangan lupa bahwa pertimbangan eksternal juga mempengaruhi motivasi pembelian mobil, tidak hanya faktor internal belaka,”pungkas Pak Paulus yang kini menjadi Automotive Sales/Marketing Profesional Advisor ini.

Screenshot - 30_03_2016 , 10_11_50Tampil berikutnya adalah Pak Agus Mustofa dari National Technical Support Auto2000 yang berbagi mengenai Tips Memilih Mobil Keluarga Yang Tepat”. Dalam pemaparannya beliau menekankan pentingnya memperhatikan Service History atau Riwayat Perawatan kendaraan sebelum memutuskan membeli.

“Dengan melihat Riwayat Perbaikan kendaraan, pembeli dapat secara kritis menelusuri kendaraan tersebut sudah diapakan saja, apakah sudah ada pergantian onderdil dan juga konsistensi perawatannya di bengkel-bengkel terpercaya. Pokoknya jangan hanya melihat tampilan luar saja tapi perlu ditelusuri lebih jauh baik secara administratif lewat pengecekan Service History, pemeriksaan performa mesin hingga test drive,” katanya antusias.

“Bila anda memutuskan untuk membeli mobil bekas, tentu Anda harus mendengarkan suara mesin dan rasakan getarannya ketika idle. Saat mobil bergerak perhatikan bunyi-bunyi dan rasakan kaki-kakinya. Rem dan kopling jangan luput dari perhatian Anda. Tanyakan ke dealer atau pedagang mobil mengenai onderdil-onderdil apa saja yang telah diganti dan harus diganti. Hendaknya lakukan riset lewat website-website otomotif terpercaya–seperti Mobil123–untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin tentang mobil yang akan dibeli,”tambahnya lagi.

IMG_20160329_120301 (Copy)

Pada sesi tanya jawab, saya sempat menanyakan bagaimana tanggapan beliau mengenai pembelian mobil bekas Taksi, apakah bisa menjadi pilihan yang cukup layak mengingat penggunaan kendaraan sebagai transportasi umum namun menawarkan harga relatif terjangkau.

“Tidak perlu risau atau galau berlebihan membeli mobil eks Taksi. Umumnya perusahaan taksi menerapkan standard perawatan berkala yang cukup ketat, teratur dan disiplin. Toyota Alphard ex Taksi yang sudah bekerja 5 tahun masih memiliki banderol harga lumayan tinggi dan berada di kisaran Rp 300 juta. Saran saya, sebelum membeli perhatikan riwayat perbaikannya. Jangan membeli mobil eks taksi bekas tubrukan karena secara struktural berpengaruh besar pada performa mobil. Lihat secara seksama mobil tersebut sudah pernah diapakan dan apa saja yang diganti. Pilih taksi yang onderdilnya sudah banyak diganti. Toh itu juga pakai onderdil orisinal juga. Itu yang kita sarankan. Kenapa begitu? Karena ketika membeli mobil bekas kan kita tidak mau terlalu banyak mengganti komponen, bisa tekor nanti. Lakukan test drive dan rasakan bagaimana kinerjanya secara langsung,” ujar Pak Agus menambahkan. Diskusi bersama narasumber pasca talkshow berlangsung penuh dinamika namun tetap dalam suasana santai.

IMG_20160329_125712 (Copy)

Di akhir acara, selain menikmati hidangan makan siang yang disajikan, kamipun dihibur oleh Live Music yang memikat. Saya pun ikut berpartisipasi menyumbangkan suara di kesempatan tersebut. Saya banyak mendapatkan pencerahan dan wawasan bermanfaat, khususnya mengenai dunia otomotif dari acara Blogger Gathering kemarin. Terimakasih untuk Mobil123 !

 

 

JEDA KARIR DAN UPAYA MEREVITALISASI “MOVE-ON”

$
0
0

526506_10151800394393486_932714590_nPemberitahuan itu datang tak terduga di Jum’at siang, 18 Maret 2016.

Meski terus terang, sebenarnya saya sudah mempersiapkan fisik maupun mental menerima segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi dengan mengamati situasi terkini, tapi tetap saja kabar itu membuat saya tersentak kaget dan juga tak percaya. Ya, saya menjadi salah satu diantara empat orang karyawan kantor PT Cameron Services International yang terkena dampak “rasionalisasi” pasca krisis migas dunia yang terus mendera dan makin memburuk. Ini adalah kali kedua saya mengalami kejadian serupa. Sebelumnya saya pernah mengalaminya di PT Timori Putra Bangsa ketika anak perusahaan Timor Grup yang bercita-cita membuat motor nasional yang mengadopsi teknologi Cagiva Italia ini tutup di tahun 1999, pasca krisis moneter parah melanda Indonesia.

Seperti Dejavu’ rasanya.

Tiba-tiba saya gamang dan bertanya-tanya tentang masa depan, tentang apa yang akan saya katakan pada istri dan anak-anak saya kelak saat pulang ke rumah nanti, tentang bagaimana kami menjalani hidup yang tentu berbeda dengan rutinitas yang kerap kami alami selama 4,8 tahun terakhir ini, bagaimana saya menghadapi status terbaru saya pasca kejadian itu sebagai “pengangguran”serta apakah saya bisa segera mendapatkan tempat kerja baru lagi ?

Dengan tangan bergetar saya menandatangani surat konfirmasi “rasionalisasi” itu dan memandang wajah atasan saya satu per satu, seakan mencari jawaban apakah keputusan ini sudah final, masih bisa dirubah dan dipertimbangkan kembali. Bahkan sempat terbersit di pikiran saya bahwa apa yang saya alami ketika itu hanya mimpi belaka. Tapi sia-sia. Ini nyata adanya. Saya mesti menghadapi situasi yang berbeda saat yang saya alami dulu di Timori dimana saat itu kami semua diberhentikan secara bersama-sama.

71863_10151411952338486_1917613997_n

Sore itu, seusai membenahi meja kerja dan mengembalikan inventaris kantor yang selama ini saya gunakan, saya duduk termangu di kursi yang telah menemani saya menjalani hari demi hari di PT Cameron Services International (CSI). Terbayang segala kenangan indah yang pernah terjadi. Mulai dari menjadi Ketua Panitia Employee Gathering ke Bali tahun 2012, menjadi Ketua program CSR dengan membangun ruang kelas baru di SD Karang Baru 06 Cikarang Utara serta menyumbangkan buku & komputer di tahun 2013, training Super User Optimus ERP di Perth, Australia, membantu tim sales/marketing dengan presentasi profil perusahaan di PT.Energy Sengkang, PT.Energy Equity serta PT Vale Indonesia tahun lalu dan tentu saja interaksi penuh nuansa kekeluargaan yang kental antar karyawan, membuat saya tiba-tiba jadi begitu terbawa perasaan sentimentil.

Saya menghela nafas panjang. Tak terasa mata saya basah ketika mengelus permukaan meja kerja saya, untuk terakhir kali. Setelah bersalaman dan menyampaikan pamit kepada teman-teman kantor, saya pulang ke rumah mengendarai motor Honda Revo yang telah setia menemani saya selama 4 tahun lebih itu. “One last ride from Cameron,”gumam saya lirih menirukan kalimat salah satu pemeran Fast & Furious VII tersebut. Langit Cikarang terlihat mendung pada petang yang kian temaram.

Istri saya menyambut di gerbang pagar rumah dengan senyumnya yang fenomenal. Seperti biasa. Setelah memarkir motor, saya lalu mengajaknya bicara berdua dan menyampaikan kabar yang telah menimpa saya Mulanya memang ia terkejut, tapi istri saya kembali bisa menguasai diri. “Gak apa-apa kok Pa, semua diambil hikmahnya saja. Mungkin ini justru bagian dari rencana terbaik Allah SWT untuk kita sekeluarga. Jadi tetap tenang dan fokus. Bangkitlah. Papa adalah petarung sejati, sudah merantau jauh dari kampung hampir 30 tahun disini dan menjadi suami serta ayah terbaik untuk kita semua. Tetaplah seperti itu. Kami selalu berdoa dan mendukung Papa kok” kata istri saya lembut sembari mengangsurkan segelas teh manis hangat. Wajahnya yang teduh membuat galau hati saya terlerai jauh.

481651_10151471748728486_1796648820_n

Tiba-tiba saya teringat tulisan di buku “Sukses Jadi Profesional” karya Eileen Rahman (Gramedia,2015). Dalam buku tersebut, Eileen mengutip buku “Great by Choice” oleh Jim Collins. Digambarkan ada dua kelompok pengembara Arktik. Kelompok pertama berdisiplin berjalan 20 mil per jam. secara teratur, tidak kurang tidak lebih. Sementara kelompok kedua kecepatan berjalannya tergantung cuaca. Hasilnya kelompok yang disiplin, konsisten dengan komitmennya bisa bertahan dan lebih cepat mencapai tujuan. Dengan kata lain, kita tidak perlu menunggu sampai kondisi memudahkan kita untuk bergerak, tetapi justru kita perlu maju terus, apapun yang terjadi.

Inspirasi itu dan kalimat penuh semangat dari istri tercinta membuat saya tersadar. Kejadian ini tak lantas membuat saya harus terpuruk pada kesedihan mendalam. Saya harus “move on” dan bangkit penuh percaya diri. Episode karir saya di PT.CSI memang sudah berakhir, tapi itu bukan berarti saya juga harus berhenti sampai disitu. Masih ada banyak “pintu” di luar sana untuk mencari rezeki yang halal dan berkah bagi keluarga tercinta, meski memang tentu tak mudah pada situasi ketika gelombang PHK ratusan ribu karyawan mendera Indonesia beberapa waktu terakhir ini serta tentu usia saya yang sudah tak muda lagi.

29622_10151272554298486_1435575107_n

Seusai sholat Tahajjud, kami berdua saling berpelukan di keheningan malam. Bukan meratapi nasib, tapi saling menguatkan dan memanjatkan doa. Sebagai pasangan hidup, istri tercinta dengan ketabahan yang luar biasa mengalirkan semangat pada saya, tanpa henti. Cobaan yang kami alami menjelang ulang tahun saya ke 46 (9 April 2016) dan ulang tahun pernikahan kami ke 17 (10 April 2016) memang tak ayal sempat membuat kami limbung tapi tidak lantas membuat kami goyah dalam situasi melankolis berkepanjangan. Kami meyakini, sembari berikhtiar, pertolongan Allah SWT akan datang bagi hamba-hambaNya yang senantiasa berdoa dan bersyukur.

Alhamdulillah, sejumlah kawan datang mengulurkan bantuan merekomendasikan saya kepada jejaring mereka. Dan pada hari Selasa, 22 Maret 2016 saya dipanggil wawancara untuk posisi sebagai Sales Manager di sebuah perusahaan trading asing terkemuka di Jakarta PT.Fedsin Rekayasa Pratama berkat rekomendasi seorang kawan. Saya akhirnya diterima dan mulai bekerja tanggal 11 April 2016.

Kini, saya mencoba menikmati masa-masa jeda karir dengan mengisinya dengan berbagai aktifitas, antara lain menekuni kegiatan blogging yang saya sukai. Termasuk membantu pekerjaan istri di rumah dan merawat tanaman. Pada sisi pekerjaan, saya pasti akan belajar hal-hal baru lagi karena kelak akan bertugas di garis depan (front line) memimpin tim Sales/Marketing setelah sebelumnya berada di “garis belakang” pada posisi Supply Chain. Tantangannya sungguh berat dan tak mudah, terlebih ada target yang harus dicapai.

Saya teringat, saat pertama kali bekerja di PT.CSI (waktu itu masih bernama PT.Geographe Energy Indonesia) yang letaknya tak jauh dari rumah, saya menulis disini. Setelah 4 tahun lebih saya berada di “zona nyaman” –pulang pergi ke kantor “lebih siang” dan jauh dari kemacetan lalu lintas –sekarang saya kembali bekerja di Jakarta. “Anggap saja selama 4 tahun di CSI Cikarang, Papa sedang “Re-charge” batterainya untuk kemudian kerja lagi di Jakarta dengan suasana lebih segar,” canda istri saya seraya tersenyum. Saya lalu mencubit pipinya dengan gemas dan merengkuhnya mesra ke dalam pelukan.

Sore itu, saya menyaksikan lengkung pelangi di langit seusai gerimis di teras rumah mungil kami.

Indah sekali..

.

 

FILM “SUPER DIDI” : ROMANTIKA SANG “PAPI SITTER”

$
0
0

065982000_1456807275-super_didi_2

Hari Sabtu, 23 April 2016, kami sekeluarga menonton film “Super Didi” di XXI Botani Garden Bogor. Film bergenre komedi ini mendadak mengingatkan saya pada aktifitas saya dulu sebagai “Papi Sitter” saat mengasuh kedua buah hati saya Rizky dan Alya (bisa baca kisahnya disini dan disitu). Menggantikan peran ibu sementara dalam menjaga anak-anak, memang tak mudah dan tentu saja perlu berlapis-lapis kesabaran untuk dapat memenuhi serta mengatasi keinginan anak-anak secara bijak.

Adalah Arka (Vino.G.Bastian) ayah dua putri Anjani (Anjanique Reney) dan Velia (Aviela Reyna), seorang arsitek berkarir cemerlang, terpaksa harus menjaga sang buah hati ketika istrinya, Wina (Karina Nadila), meninggalkan mereka ke Hongkong untuk sebuah urusan. Awalnya Arka merasa sangat percaya diri, namun belakangan semua tak segampang seperti yang dibayangkan, keadaan menjadi kacau balau dan tak terkendali. Arka semakin kebingungan terlebih pada saat yang sama dia harus menghadapi tenggat waktu sebuah proyek penting yang harus diselesaikan segera.

0773c47cf766d7008bd5309e1642fefb-033976200_1456806811-super_didi

Sebagai ayah muda yang ganteng, Arka kelabakan menghadapi aksi agresif ibu-ibu muda saat mengantar anaknya ke sekolah, mewakili Wina dalam arisan ibu-ibu sosialita yang super heboh, belum lagi sang pembantu mbak Ami (Tizza Radia) yang menganggap tugas menjaga anak tidak masuk ke dalam “scope of work”-nya di rumah serta tingkah Oma Sayang (Ira Maya Sopha) dan Opa (Mathias Muchus) yang lebih menikmati kebersamaan dan kemesraan berdua ketimbang mengurus lebih serius cucu tercinta.

5f6492d5d86b3cef9e48617d7c558ae83Untung saja, Arka mendapatkan teman terbaik yaitu para “Pembajak” alias Perhimpunan Bapak-Bapak Jaga Anak yang menunjukkan solidaritas yang kuat membantu Arka menyelesaikan masalahnya, termasuk persoalan yang cukup mendasar : bagaimana menguncir rambut anak perempuan yang baik dan benar.

Secara umum, film ini menyajikan tontonan keluarga menarik yang sangat menghibur. Aksi Vino.G.Bastian yang kerepotan menghadapi tingkah kedua anaknya sangat ekspresif. Pada saat yang sama Anjanique Reney dan  Aviela Reyna yang memerankan anak Arka tampil begitu natural.Yang cukup mencorong juga aktingnya adalah Joe P-Project yang memerankan atasan Arka. Joe berhasil membuat saya terpingkal-pingkal dengan gayanya sebagai bos yang protektif namun juga kocak ketika menghadapi sikap sang istri yang dominan.

IMG_20160415_021026

e2913963-1983-48bf-a653-ee733d30a6f7Dua sutradara wanita yang mengarahkan film ini Hadrah Daeng Ratu dan Adis Kayl Yurahmah berhasil mengeksplorasi kegalauan seorang ayah menghadapi masalah pengasuhan anak saat ditinggal sang ibu dan dikemas dalam “gaya bertutur” yang ringan, sederhana serta mengalir indah. Dari sisi sinematografis, film ini menyajikan gambar-gambar yang memikat didukung oleh tata suara apik dari Hendrianus Eko serta penata musik Mirta Ramelan.

Berbeda dengan beberapa film yang juga mengedepankan kedekatan sosok ayah dan anaknya, seperti film Ayah Menyayangi Tanpa Akhir, Sang Pemimpi, dan Mencari Hilal, Superdidi menghadirkan film yang menampilkan problematika keseharian yang kerap dialami keluarga muda masa kini dengan “rasa komedi” yang pas dan bisa dinikmati semua kalangan.

Buat saya sendiri yang pernah mengalami masa-masa sebagai “Papi Sitter” film ini terasa “gue banget” terutama saat adegan Arka kesulitan menguncir rambut sang anak serta bagaimana strategi meredakan ngambek putri tercinta yang keinginannya tak dapat dipenuhi segera. Tiba-tiba saya ingat tingkah Alya, putri bungsu saya saat masih kecil. Reymond Levy, sang produser film Superdidi dan membawakan salah satu program di sebuah radio bertajuk Profil Papa Paling Keren (P3K) tampaknya berhasil mendapatkan referensi dan inspirasi parenting yang menarik melalui program tersebut lalu menampilkannya secara memukau pada film yang dirilis sejak 21 April 2016 ini.

Adegan akhir film Superdidi begitu menyentuh perasaan. Ayah memiliki peran yang sangat penting, tak hanya sebagai kepala keluarga yang memberikan nafkah, namun juga pada saat yang sama ayah adalah sosok pelindung dan panutan terbaik bagi anak-anaknya.


PENTAS “I LA GALIGO, ASEKKU!” : MANIFESTASI KEARIFAN LOKAL DALAM KARYA TEATRIKAL YANG MEMUKAU

$
0
0

06427c1d-5e29-42bc-9398-daf8ec00fea4 Setelah mengarungi kemacetan panjang akhir pekan, saya akhirnya tiba juga di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jum’at malam (13/5). Di tempat ini saya akan menyaksikan pentas “I La Galigo, Asekku!” persembahan IKA UNHAS Jabodetabek. Ini adalah pementasan hari kedua, konon pada pementasan perdana sehari sebelumnya, penonton sempat membludak memenuhi ruang teater tersebut. Saya melirik jam, dan ternyata sudah pukul 20.00 WIB artinya saya sudah terlambat setengah jam dari jadwal semula. Bergegas saya memasuki ruangan teater. Syukurlah, acara belum dimulai. Saya menebar pandang ke sekeliling ruangan yang baru pertama kali saya masuki ini. Terlihat sekitar 500-an penonton hadir menyaksikan langsung pagelaran yang sebelumnya sudah dipentaskan di Malaysia, 22 April 2016 lalu ini.

Nampak hadir pula di jajaran penonton aktor film kawakan Slamet Rahardjo Djarot, juga mantan menteri Hukum & HAM Republik Indonesia tahun 2004-2007, Hamid Awaluddin dan ibu Erna Witoelar mantan Menteri Pemukiman & Pengembangan Wilayah Indonesia tahun 1999-2001 serta salah satu pendiri dan pernah menjadi Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) .

7e6062fe-f8b2-4453-a997-f210920571b9 Diatas panggung Ketua IKA UNHAS Jabodetabek Andi Razak Wawo memberikan kata sambutan. “Kami sangat bangga dapat mempersembahkan salah satu kebanggaan budaya masyarakat Sulawesi Selatan ini dan diharapkan menjadi inspirasi terbaik bagi upaya memajukan aktifitas serta apresiasi kesenian di Indonesia. Saya atas nama IKA UNHAS Jabodetabek mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya atas dukungan para sponsor yang terlibat seperti  Bank Rakyat Indonesia, Ishak Advocaten dan Taksi Putra serta simpatisan lain yang ikut menyokong “I La Galigo, Asekku” dengan penuh semangat. Kedepan, ada keinginan untuk mementaskan drama tari ini di luar negeri seperti di Paris, Berlin atau Amsterdam,”katanya bersemangat.

3d436042-4695-4798-8eea-28646246f7c8

Teater tari I La Galigo, Asekku mengambil fragmen-fragmen awal dari cerita keseluruhan mitos. Dikisahkan manusia Bugis pertama, Batara Guru, yang datang dari “dunia atas” mengisi kekosongan pada “dunia tengah”. Kain putih menjuntai di sisi kanan panggung menjadi sebuah simbolik atas kendaraan yang menghubungkan antara dua dunia.  Di “dunia tengah” itulah, Batara Guru bertemu dengan We Nyilliq Timo dari “dunia bawah” yang kelak menjadi istrinya. Dari hubungan mereka, lahirlah Batara Lattuq yang lantas menikah dengan sepupunya bernama We Datu Sengngeng.

4936c7b4-f123-4266-83a9-306c6037db88

Sepasang anak kembar lahir dari hubungan Batara Lattuq dan We Datu Sengngeng. Mereka adalah Sawerigading dan We Tenri Abeng. Di generasi ketiga inilah, kehidupan penuh liku dan tentangan bermula. Cinta terlarang Sawerigading kepada adik kembarnya membawa konflik hadir di tanah Bugis. Dengan segala pertimbangan, Sawerigading berlayar mengarungi tujuh peperangan di tujuh samudera, meninggalkan tanah kelahirannya tanpa ada niatan kembali. Hanya satu tujuannya: Negeri China, yang memiliki puteri serupawan adik kembarnya. Ia adalah We Cudai, perempuan yang terkenal dengan sikap keras kepalanya.

asekku

Secara umum pentas ini menyajikan pertunjukan teatrikal yang luar biasa. Aksi panggung dan koreografi yang ditampilkan para pemainnya begitu mempesona. Saya kagum pada kemampuan akting Ilham Anwar (yang juga adalah teman SMA saya dulu :) ) sebagai sutradara, sekaligus pemeran utama mengatur ritme cerita dengan rapi, cermat dan terukur. Pemain pendukung pun begitu ekspresif dan memukau menginterpretasikan kisah epik terkenal ini dipadu dengan alunan musik tradisional yang indah. Tata suara nan megah kian”memperkaya” suasana yang dibangun. Saya terpaku di tempat duduk dan menikmati adegan demi adegan sembari membayangkan pergolakan batin Sawerigading dan perjuangan kerasnya mencari cinta hingga ke negeri Cina.

13178956_10154161497013486_4727217266880264199_n

Satu hal yang menjadi catatan buat saya dalam pementasan ini adalah dramatisasi aksi akan lebih “terasa” gregetnya jika ada sentuhan teknologi visual multimedia yang ikut mendukung. Sayangnya, belum terlalu “diberdayakan” dalam pementasan kali ini. Kendati demikian, secara umum, pementasan ini berhasil dan saya mengacungkan jempol pada para pemain dan pendukung acara ini. Maju terus !!

 

 

MERAYAKAN KEBERSAMAAN BERSAMA IKA TEKNIK UNHAS (Bagian Kedua)

$
0
0
uaca malam Makassar begitu bersahabat, saat saya tiba di lobi hotel Clarion, Minggu (10/7). Malam itu bertempat di Auditorium Sandeq merupakan acara puncak kegiatan reuni nasional alumni Fakultas Teknik UNHAS Makassar yang digelar dengan tajuk”Rindu Kampus 2016″. Setelah melakukan registrasi saya bergabung bersama kawan-kawan alumni Teknik 1989 dari berbagai jurusan. Ada yang bahkan datang jauh-jauh [...]

MENYIBAK EKSOTISME BUDAYA JEPANG DI JAK-JAPAN MATSURI 2016

$
0
0
20 tahun silam, Jepang menjadi negara diluar Indonesia pertama yang saya kunjungi lebih dari sehari. Ketika itu saya mengikuti pelatihan yang diadakan Matsushita Electric Corporation selama satu bulan di salah satu fasilitas produksi mereka di Kyoto. Saya masih ingat saat mendarat di Bandara International Kansai November 1996, saya terkagum-kagum pada interior ruangannya serta kecanggihan teknologi [...]

CATATAN DARI LAUNCHING CITI PRIORITY : LAYANAN PERBANKAN UNGGULAN DENGAN TIGA PILAR UTAMA

$
0
0
ari Rabu, 7 September 2016, saya menyempatkan diri hadir dan memenuhi undangan untuk mengikuti peluncuran layanan perbankan Citi Priority dari Citibank bertempat di Hotel Kempinski, Jl.MH.Thamrin, Jakarta. Saya hadir agak telat karena meeting dulu sebelumnya dengan client dan saya gembira bisa bertemu lagi disana dengan beberapa rekan blogger seperti Nunik Utami, Fajar.H.Subais, Teddy Rustandi dan [...]

BERBAGI PENGALAMAN DALAM PELATIHAN JURNALISTIK HIMPUNAN MAHASISWA SIPIL UNHAS 2016

$
0
0
Hari Sabtu (24/9), cuaca terlihat begitu bersahabat saat saya tiba di Kampus baru Fakultas Teknik UNHAS di Gowa. Ini adalah kali kedua saya menginjakkan kaki di kampus tersebut, setelah sebelumnya pada medio Desember 2015 silam, saya menjadi moderator dalam acara seminar sehari Persatuan Insinyur Indonesia dan Fakultas Teknik Unhas. Saya sempat takjub dan terkejut tatkala [...]
Viewing all 78 articles
Browse latest View live